kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,40   8,81   0.99%
  • EMAS1.332.000 0,60%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

APLN mengejar penjualan dan pendapatan usaha Rp 4,3 triliun di akhir tahun 2021


Rabu, 15 Desember 2021 / 08:25 WIB
APLN mengejar penjualan dan pendapatan usaha Rp 4,3 triliun di akhir tahun 2021

Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) tampak masih agresif dalam pengembangan dan pemasaran proyek properti. APLN juga menggarap 477 hektare (ha) cadangan lahan alias landbank yang sedang dan akan dikembangkan.

Direktur Utama APLN Bacelius Ruru mengungkapkan, Agung Podomoro Land memiliki 321 ha landbank yang sedang dalam tahap pengembangan. Lokasinya berada di Jakarta, kawasan greater Jakarta, Bogor, Bandung, Batam, Medan, dan Balikpapan. 

Sedangkan untuk pengembangan di tahun-tahun mendatang, APLN masih memiliki landbank 156 ha, yang berlokasi di Jakarta, Karawang, Bandung, Bali dan Makassar. "Sesuai visi, kami ingin terus bertumbuh menjadi pengembang terpadu dalam bisnis properti dan berkomitmen penuh untuk memberikan nilai yang optimal," ujar Ruru dalam public expose yang digelar secara virtual, Selasa (14/12).

Dari sisi kinerja perusahaan, Direktur Keuangan APLN Cesar M. Dela Cruz menyampaikan bahwa hingga akhir 2021, Agung Podomoro Land mengestimasikan capaian penjualan dan pendapatan usaha (recurring revenue) senilai Rp 4,3 triliun.

Baca Juga: Agung Podomoro (APLN) percepat pembangunan kawasan premium Kertabumi

Target tersebut terdiri dari penjualan yang diproyeksikan senilai Rp 3,3 triliun dan pendapatan usaha Rp 1 triliun. Hingga kuartal ketiga, realisasi penjualan berada di angka Rp 2,2 triliun dan pendapatan usaha sekitar Rp 700 miliar.

Sedangkan untuk nilai pra-penjualan alias marketing sales sendiri, APLN menargetkan Rp 2,1 triliun sampai akhir tahun. Cesar optimistis, target tersebut bakal tercapai. "Kami sudah mendekati karena sampai bulan November, marketing sales sudah Rp 1,73 triliun," ujar Cesar.

Raihan itu meningkat sekitar Rp 430 miliar dibandingkan realisasi marketing sales APLN hingga periode sembilan bulan 2021, yang sebesar Rp 1,3 triliun. 

Direktur Marketing APLN Anak Agung Mas Wirajaya menerangkan, capaian marketing sales hingga kuartal ketiga ditopang oleh sejumlah proyek properti. Penyumbang tertinggi berasal dari proyek Podomoro Park Bandung dengan nilai marketing sales sebesar Rp 416,9 miliar. 

 

Disusul oleh proyek Podomoro City Deli Medan dengan marketing sales Rp 352,3 miliar, Pakubuwono Spring Rp 154,1 miliar, Grand Taruma Karawang Rp 100,6 miliar dan Podomoro Golf View sebesar Rp 91,6 miliar.

Agung menjelaskan, secara keseluruhan, raihan marketing sales APLN Rp 1,3 triliun sebenarnya lebih rendah dibandingkan capaian pada Q3-2020 yang senilai Rp 2,41 triliun. Penurunan signifikan berasal dari proyek-proyek lainnya yang hanya membukukan Rp 223,2 miliar pada Q3-2021, dibandingkan Rp 1,68 triliun pada Q3-2020.

Namun, Agung memberikan catatan bahwa capaian tersebut terjadi karena pada September 2020 ada penjualan lahan industri di Kawarang. "Jika tidak ada penjualan lahan industri, maka marketing sales tahun lalu hanya sebesar Rp 910 miliar, atau lebih rendah dari pencapaian tahun ini sebesar Rp 1,3 triliun," terang Agung.

Prospek 2022

Mengenai pengembangan properti, Agung menjelaskan seiring perubahan paradigma dan kebiasaan masyarakat setelah munculnya pandemi covid-19, APLN pun bakal mengadopsi konsep "rumah sehat" yang kini diminati pasar untuk proyek-proyek yang sedang digarap.

Hunian tersebut memperhatikan sirkulasi udara yang lebih baik, paparan cahaya matahari yang lebih banyak, serta ruang terbuka yang lebih luas. "Kami menyesuaikan terhadap produk yang diluncurkan. Concern pasar itu lah yang kami adopsi dalam pengembangan di klaster-klaster berikutnya," ujar Agung.

APLN pun optimistis kinerja pada tahun depan bisa lebih mentereng dibandingkan tahun ini. Selain dari penjualan properti, Cesar M. Dela Cruz mengungkapkan pandemi covid-19 yang terkendali serta berlanjutnya tren pemulihan ekonomi bakal kembali menggerakkan operasional dari segmen hotel dan mal.

Kondisi tersebut ditaksir bakal mendongkrak pendapatan usaha dari segmen hotel dan mal. Namun, Cesar belum bisa membuka terkait target pendapatan, marketing sales, maupun belanja modal (capex) APLN untuk tahun 2022. Dia hanya menyebut, untuk realisasi capex per September 2021 sudah mencapai Rp 1,3 triliun.

"Kami masih dalam tahap finalisasi budget untuk 2022, dan akan kami umumkan setelah mendapatkan persetujuan dari dewan komisaris dan direksi. Kami mengharapkan tahun 2022 bisa lebih baik dari 2021 karena keadaan pandemi sudah membaik," jelasnya.

Baca Juga: Incar kawasan Jakarta Timur, Agung Podomoro (APLN) perkenalkan Bukit Podomoro Jakarta

Masih terkait pengembangan bisnis ke depan, APLN pun mengintip peluang dari rencana pemindahan Ibu Kota Negara ke Kalimantan Timur. Sebagai informasi, APLN memiliki landbank 4,9 ha di Balikpapan yang sedang dalam pengembangan.

Cesar bilang, APLN sedang menggarap proyek Small Office Home Office (SOHO) di Balikpapan. Di wilayah ini, APLN pun sedang menimbang untuk mengkonversi rencana pembangunan hotel menjadi apartemen. "Karena pembangunan Ibu Kota Baru akan banyak orang yang nanti datang ke Kalimantan dan kemungkinan pemakaian apartemen itu akan meningkat," ujar Cesar.

Di sisi lain, untuk proyek reklamasi di Teluk Jakarta, Cesar menyebut bahwa hingga saat ini belum banyak mencapai progres. APLN berharap sudah bisa membeberkan terkait jadwal proyek-proyek pada tahun depan, dengan fokus pengembangan di Pulau G.

"Kami berhadap tahun depan bisa memberitahukan kapan proyek-proyek itu bisa dimulai. Konsentrasi kami adalah Pulau G, atau yang dulu direncanakan namanya Pluit City," tutup Cesar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

×