Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa waktu belakangan, kita kerap mendengar istilah vaksin booster. Apakah itu?
Vaksin booster bisa juga disebut vaksin COVID-19 dosis ketiga. Vaksin ini dianggap penting untuk meningkatkan antibodi secara penuh agar terhindar dari virus COVID-19.
Hanya saja, vaksin booster menjadi polemik di masyarakat. Salah satu pertanyaan yang muncul adalah apakah semua orang memerlukan vaksin booster?
Menurut Direktur Departemen Vaksin dan Biologi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Katherine O'Brien, masyarakat harus membedakan dulu apa yang dimaksud dengan vaksin booster.
Melansir informasi dari laman covid19.go.id, ada tiga alasan menurut WHO yang membuat seseorang ingin mendapatkan dosis tambahan.
Baca Juga: Perlu Anda ketahui, ini efek Covid-19 pada penderita diabetes
1. Jika tubuh tidak merespons
Jika tubuh tidak merespons secara memadai (misalnya karena memiliki gangguan kekebalan) seperti seharusnya dari dua dosis pertama yang diterima.
Hal ini berdasarkan fakta di mana ada orang yang memiliki kondisi immunocompromised (gangguan sistem imun) serius dan tidak menerima dengan baik dua dosis COVID-19, sehingga butuh booster dengan beberapa pertimbangan lain.
2. Waktu kekebalan
Jika seiring waktu, kekebalan yang terbentuk mulai berkurang, memburuk, atau menurun.
Fakta yang ada, saat ini bukti menunjukkan vaksin bertahan dengan sangat baik untuk melindungi dari penyakit parah, rawat inap, atau bahkan kematian.
Baca Juga: Soal rencana booster vaksin Covid-19 tahun depan, ini penjelasan menteri kesehatan
3. Kinerja vaksin
Jika kinerja vaksin kurang atau tidak memadai terhadap beberapa varian baru yang muncul.
Namun, fakta saat ini, vaksin COVID-19 mampu bertahan sangat baik dalam menghadapi spektrum penyakit yang parah dari varian-varian yang ada. Secara umum, vaksin berkinerja sangat baik.
Menurut WHO, fokus utama pemberian vaksin COVID-19 saat ini ditujukan untuk melindungi orang-orang yang belum terlindungi sama sekali oleh vaksin demi mengurangi penularan dan kemungkinan munculnya lebih banyak varian.
WHO juga menilai, dibutuhkan lebih banyak penelitian lebih lanjut tentang manfaat pemberian dosis ketiga, apakah benar bisa meningkatkan respons imun.
Baca Juga: Wajib karantina, ini persyaratan terbaru kedatangan dari luar negeri ke Indonesia
Selain itu, pemberian vaksin dosis ketiga juga perlu dipantau terkait masalah keamanannya.
“Pemberian dosis ketiga perlu dipantau untuk masalah keamanan. Kami ingin melihat database keamanan sebelum membuat rekomendasi semacam itu. Bukti ini sedang dibangun, tapi kami belum sampai di sana,” ujarnya.
Adapun menurut Kementerian Kesehatan, saat ini pemberian vaksi booster hanya diperuntukkan untuk para tenaga kesehatan. Namun, tidak menutup kemungkinan akan melakukan pemberian vaksin ketiga kepada pihak selain nakes ke depannya.
Selanjutnya: WHO: Kasus corona di seluruh Eropa naik 7% pekan lalu
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News