Sumber: Arab News | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Kapal selam nuklir milik Angkatan Laut Amerika Serikat pada hari Senin (21/12) tiba di Selat Hormuz dalam perjalanannya ke Teluk Arab. Dua kapal penjelajah lainnya juga ikut mendampingi.
Melalui akun Twitter resminya, Angkatan Laut AS melaporkan perlajanan kapal selam USS Georgia dan sepasang kapal penjelajah, USS Port Royal dan USS Philippine Sea, yang tergabung dalam Armada ke-5 Angkatan Laut AS.
"Kehadiran Georgia di Armada ke-5 menunjukkan kemampuan armada untuk beroperasi di mana pun hukum internasional mengizinkan," tulis akun @USNavy di Twitter.
Pihak Angkatan Laut AS juga menjelaskan bahwa kehadiran Georgia menunjukkan komitmen AS kepada mitra regional dan keamanan maritim dengan spektrum kemampuan penuh untuk tetap siap mempertahankan diri dari ancaman apa pun kapan saja.
JUST IN: #USNavy's #USSGeorgia transits #StraitofHormuz with cruisers #USSPortRoyal and #USSPhilippineSea. Georgia’s presence in @US5thFleet demonstrates the fleet's ability to operate wherever international law allows. #forcetobereckonedwith
DETAILS ➡️ https://t.co/PObIHE2XC6 pic.twitter.com/ys8cBbnm7k — U.S. Navy (@USNavy) December 21, 2020
Baca Juga: Delapan roket Katyusha kembali gempur area sekitar Kedutaan Besar AS di Baghdad
Kapal selam USS Georgia mampu membawa lusinan rudal jelajah untuk menyerang target yang ada di darat. Sementara sepasang kapal jelajah yang menemaninya dilengkapi peluru kendali sebagai persenjataan utamanya.
Dikutip dari Arab News, perairan sempit di Selat Hormuz memisahkan Iran dari Semenanjung Arab dan merupakan rute yang dilalui sejumlah kapal besar yang memasok minyak mentah ke berbagai penjuru dunia.
Selat Hormuz juga sering menjadi titik ketegangan regional dengan Iran. Apalagi setelah pemerintah di Teheran mengancam akan menutup jalan itu dalam eskalasi sebelumnya dengan AS dan sekutunya.
Baca Juga: Dipimpin Shandong, kelompok kapal perang China berlayar ke Laut Cina Selatan
Pada hari Minggu (20/12), kepala Komando Pusat AS (Centcom), yang mengawasi pasukan AS di wilayah tersebut, mengatakan AS siap untuk beraksi jika Iran melakukan serangan.
Kekhawatiran ini muncul jelang peringatan satu tahun pembunuhan komandan Iran Jenderal Qassem Soleimani.
"Kami siap untuk membela diri, teman, dan mitra kami di kawasan ini, dan kami siap untuk bereaksi jika perlu, ”kata Jenderal Kenneth McKenzie, seperti dikutip Arab News.
Belakangan ini AS cukup sering memamerkan kekuatan tempurnya di wilayah Teluk Arab. Kehadiran armada laut mereka baru-baru ini dinilai sebagai upaya untuk meningkatkan kepercayaan sekutu jelang pergantian kepemimpinan di Washington.
Akhir November lalu kapal induk USS Nimitz juga tiba di wilayah tersebut, disusul oleh kehadiran dua pesawat bomber B-52 yang melintasi langit Timur Tengah.
Selanjutnya: Jika Iran balas dendam kematian Jenderal Soleimani, Pentagon sudah siap
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News