Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) optimistis volume produksi dan penjualannya akan tumbuh di tahun ini. Adapun keyakinan ini berdasar pada profil usia tanaman yang akan mendukung stabilitas produksi dan pendapatan ANJT di 2022 hingga beberapa tahun mendatang.
Direktur Utama ANJT, Lucas Kurniawan mengungkapkan, pihaknya memproyeksikan pertumbuhan volume produksi dan penjualan CPO sekitar 15% pada tahun 2022 dan akan terus tumbuh selama 5 tahun ke depan dengan pertumbuhan rata-rata (CAGR) 8% per tahun.
"Pertumbuhan volume tersebut didukung oleh profil usia tanam yang sangat mendukung, yaitu 16% profil usia belum menghasilkan yang akan segera masuk tahapan produksi dalam periode 1 tahun, 17% profil usia muda dengan produksi yang akan tumbuh sampai usia puncak dan 38% profil usia puncak yang akan mendukung stabilitas produksi dan pendapatan," jelasnya kepada Kontan.co.id, Senin (21/3).
Baca Juga: Ini Penyebab Kinerja Austindo Nusantara Jaya (ANJT) Cemerlang di 2021
Pertumbuhan volume produksi dan penjualan tersebut juga didukung dengan tren positif harga CPO yang diproyeksikan akan bertahan pada tingkat harga yang baik hingga kuartal kedua 2022. Lucas menegaskan, pihaknya terus mencermati perkembangan harga karena perkembangan harga tersebut akan sangat dipengaruhi juga oleh tingkat volume produksi minyak nabati lainnya, terutama minyak kedelai yang produksinya dipengaruhi oleh kondisi cuaca di Amerika Selatan sebagai sentra produksi kedelai.
Lucas melihat tantangan perubahan iklim yang berdampak negatif pada produktivitas sekor perkebunan dan pertanian adalah risiko yang nyata. Untuk menghadapi tantangan tersebut dan menjaga produktivitas, ANJT percaya bahwa strategi and inovasi yang diterapkan saat ini dapat memitigasi dampak dari risiko tersebut.
"Hal ini sudah dibuktikan dengan peningkatan volume produksi, terutama dari tanaman muda yang baru menghasilkan dari kebun yang baru beroperasi di Papua Barat dan kebun di Pulau Belitung, dengan peningkatan masing-masing sebesar 63% dan 19% di 2021. ANJT akan selalu mengembangkan inovasi selanjutnya untuk menghadapi tantangan perubahan iklim tersebut," ungkapnya.
Di sisi lain, manajemen ANJT terus berikhtiar melakukan pengendalian biaya produksi dengan menargetkan penyelesaian pembangunan pabrik pupuk organik di Kalimantan Barat. Lucas menyatakan, pupuk organik yang dihasilkan akan memenuhi kebutuhan pupuk di perkebunan di Kalimantan Barat hingga 50%. Hal ini akan membantu ANJT untuk mengendalikan dampak kenaikan harga pupuk non-organik yang akhir-akhir ini meningkat dengan pesat, serta membantu meningkatkan produktivitas tanaman sawit karena nutrisi pupuk organik lebih mudah diserap oleh tanaman.
Untuk mendukung bisnis ANJT di 2022, Lucas mengatakan, pihaknya akan melanjutkan program-program yang sejalan dengan aspek ESG untuk mendukung strategi pertumbuhan di masa depan.
Program tersebut antara lain penanaman kembali di perkebunan di Pulau Belitung dan perkebunan Sumatera Utara 1, pembangunan infrastruktur di perkebunan Papua Barat dan pembangunan pabrik pupuk organik (kompos) di perkebunan Kalimantan Barat mengikuti program yang telah diterapkan di Pulau Belitung dan perkebunan Sumatera Utara 2.
"Anggaran belanja modal pada tahun 2022 adalah sebesar US$ 49 juta yang bersumber dari dana internal dari hasil operasi dan dana pinjaman bank," kata Lucas.
Selain tantangan dari iklim, pada 17 Maret 2022, pemerintah mencabut peraturan terkait Kebijakan domestic market obligation (DMO) dan market price obligation (DPO) Minyak sawit lalu menggantinya dengan menaikkan pungutan ekspor dan bea keluar menjadi US$ 675/MT, naik signifikan dari sebelumnya sebesar US$ 375/MT.
Peningkatan pungutan ekspor dan bea keluar tersebut menurut Lucas akan berpengaruh terhadap peningkatan beban penjualan yang tentunya akan menggerus margin di tahun 2022. Namun dia menegaskan, ANJT akan terus mendukung program pemerintah untuk menstabilkan harga komoditas dan kebutuhan pokok dalam negeri.
Lucas menambahkan, capaian kinerja yang positif di tahun 2021 dan strategi pertumbuhan yang ANJT terapkan dengan menjunjung prinsip ESG belum mencerminkan nilai wajar valuasi saham ANJT di pasar modal.
Sebagai informasi, saat ini saham ANJT diperdagangkan pada PER 6.2 kali dan PBV 0.6 kali. Lucas menilai, secara valuasi nilai saham ANJT masih di bawah nilai wajarnya dan harga saham ANJT masih relatif lebih murah jika dibandingkan dengan peers di sektor kelapa sawit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News