Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .
Senada, sebelumnya Presiden Direktur dan Chief Executive Officer, Garibaldi Thohir mengatakan walaupun ada optimisme dari perkembangan positif harga batu bara akhir-akhir ini, ADRO tetap berhati-hati dan akan terus berfokus pada keunggulan operasional serta berdisiplin pada biaya dan pengeluaran. "Kami memilih pendekatan konservatif dan mempertahankan panduan operasional dan keuangan untuk tahun 2021," ujarnya.
Kendati harga jual rata-rata (ASP) pada tiga bulan pertama tahun ini naik 9% yoy, kinerja ADRO di kuartal I 2021 mengalami kontraksi. Perinciannya, pendapatan usaha tercatat senilai US$ 692 juta atau turun 8% yoy. Manajemen ADRO memaparkan penurunan pendapatan disebabkan turunnya volume penjualan sebesar 13% yoy atau menjadi 12,59 juta ton. Adapun produksi batubara tercatat menyusut 11% yoy menjadi 12,87 juta ton.
Produksi batubara ADRO di awal tahun ini banyak dipengaruhi oleh La Nina yang melanda sebagian besar wilayah Indonesia sehingga menyebabkan hujan lebat dan gelombang tinggi. Oleh karenanya, menghambat aktivitas logistik dan pemuatan kapal.
Di sepanjang tahun 2021, ADRO memperkirakan produksi batu bara berada pada kisaran stabil sampai sedikit menurun secara tahunan. Target produksi batu bara berada pada kisaran 52 juta ton hingga 54 juta ton. Adapun di tahun ini, ADRO mengalokasikan belanja modal senilai US$ 200 juta - US$ 300 juta untuk pemeliharaan berkala dan capex pertumbuhan.
Selanjutnya: Harga melonjak, begini realisasi produksi batubara dari sejumlan emiten di awal tahun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News