kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

AAJI Menyebut Kegunaan Agen Asuransi Masih Diperlukan


Rabu, 29 Juni 2022 / 07:30 WIB
AAJI Menyebut Kegunaan Agen Asuransi Masih Diperlukan

Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) menilai kehadiran agen masih diperlukan saat digitalisasi telah masuk di industri ini. Meskipun, saat ini jumlah agen yang berlisensi pun mengalami penurunan.

AAJI mencatat jumlah agen asuransi berlisensi hingga kuartal pertama tahun ini mencapai  570.907 orang. Jumlah tersebut mengalami penurunan sekitar 6,5% dari periode sama tahun lalu yang mencapai 610.744 orang.

Direktur Eksekutif AAJI, Togar Pasaribu bilang bahwa kehadiran agen diperlukan untuk menjelaskan terkait polis sebelum dibeli oleh nasabah. Sebab, ia melihat praktiknya meskipun nasabah berniat membeli polis lewat kanal digital tetap meminta kehadiran agen untuk menerangkan.

Baca Juga: Industri Asuransi Jiwa Masih Mencatatkan Pertumbuhan Aset Investasi

“Orang Indonesia ini bilang wah ini pakai digital canggih, terus apa pak, tolong dong kirim orang ke tempat saya untuk menjelaskan, kan capek,” ujar Togar dalam kesempatan konferensi pers, Selasa (28/6).

Oleh karenanya, ia menilai digitalisasi di industri asuransi ini masih memerlukan waktu yang lama. Memang, ia berpendapat proses pembelian polis melalui kanal digital sudah ada namun tetap untuk mencairkan klaim perlu berhari-hari.

“Digital itu kalau proses pencairan klaim sudah dalam hitungan menit. Kalau masih berhari-hari, jangan bilang digital,” imbuhnya.

Sementara itu, Togar juga menyebut bahwa kehadiran agen pun dibutuhkan saat kesadaran orang terhadap kebutuhan proteksi meningkat. Memang, ada pertambahan jumlah pemegang polis sampai 3 juta orang di kuartal 1-2022. 

Menariknya, polis yang dibeli memiliki nilai yang kecil dan dibeli oleh nasabah middle low income, bukan premium. Itu berarti ada kesadaran berasuransi, dimana polis asuransi bukan untuk memperkaya diri, tetapi proteksi.

Togar pun menambahkan bahwa adanya persepsi misselling yang dilakukan agen tidak bisa disamaratakan. Menurutnya, oknum agen yang miselling hanya segelintir agen dari ribuan agen berlisensi.

Baca Juga: Industri Asuransi Genjot Pemasaran Melalui Kanal Digital

“Calon pemegang polisnya juga, nanya gak waktu beli? Konyol itu. Begitu ada masalah ribut,” imbuhnya

Committee Chair of MDRT Day Indonesia 2022, Kennedy Sumarlie menambahkan bahwa kehadiran teknologi tidak bisa menggantikan kehadiran agen. Menurutnya, kehadiran teknologi hanya sebagai alat membantu agen untuk menjelaskan ke nasabah.

“Teknologi itu membuat kita untuk lebih maju lagi, bukan untuk menggantikan. Otaknya tetap di kita,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×