kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

3 Faktor Ini Menjadi Penyebab Anak Muda China Enggan Berkeluarga


Senin, 07 Agustus 2023 / 08:50 WIB
3 Faktor Ini Menjadi Penyebab Anak Muda China Enggan Berkeluarga
ILUSTRASI. Pemerintah China telah meluncurkan sejumlah strategi untuk mendorong warganya untuk menikah. KONTAn/Carolus Agus Waluyo

Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Krisis ekonomi China baru-baru ini juga berkontribusi pada kurangnya minat menikah di kalangan anak muda.

Pada tahun 2023, pengangguran kaum muda China — yang mewakili mereka yang berusia antara 16 dan 24 tahun — mencapai rekor tertinggi yakni 20,8%.

Shan Shan, seorang wanita Tionghoa yang lebih suka dipanggil dengan nama panggilannya, mengatakan kepada DW bahwa sulit mencari nafkah di pasar kerja saat ini. Stres mencari pekerjaan membuatnya tidak punya energi untuk memikirkan pernikahan.

Demikian pula, Xiao Gang, seorang insinyur perangkat lunak, mengatakan kepada DW juga menggunakan nama samaran, bahwa PHK yang meluas di industri teknologi mendorongnya untuk bekerja lembur secara teratur karena takut dipecat. 

"Ketika teman-teman mengundang saya untuk jalan-jalan dengan gadis-gadis, saya tidak punya energi untuk keluar," katanya.

Baca Juga: Laporan PBB: India Siap Salip China sebagai Negara Terpadat Dunia

China melawan masalah demografi yang membayangi

Pada saat kaum muda China semakin enggan untuk menikah, angka kelahiran di negara itu terus menurun.

Menurut data yang dirilis Human Rights Watch, tingkat kesuburan total di Tiongkok telah menurun dari 2,6 kelahiran per perempuan pada akhir 1980-an menjadi 1,15 pada 2021.

Selain itu, tahun lalu menandai penurunan populasi pertama di China sejak 1961, ketika kelaparan yang menghancurkan mengakibatkan lebih banyak kematian daripada kelahiran.

"China sedang memasuki krisis demografis yang parah ... menjadi negara yang semakin tua secara demografis," kata Dudley Poston, seorang profesor sosiologi emeritus di Texas A&M University.

Ia menambahkan, usia rata-rata penduduk China saat ini adalah 38 tahun. Di India, yang awal tahun ini diproyeksikan oleh PBB untuk mengambil alih China sebagai negara terpadat di dunia, rata-rata usianya adalah 28 tahun.

Pada bulan Mei, Asosiasi Keluarga Berencana China meluncurkan proyek percontohan di lebih dari 20 kota untuk memberikan tunjangan perumahan, pajak, dan pendidikan bagi keluarga dengan dua anak atau lebih.

Baca Juga: Di China, Tingkat Perkawinan Turun dan Harga Pengantin Semakin Mahal

Tetapi upaya pemerintah telah ditanggapi dengan sinisme yang meluas di media sosial, dengan sedikit orang dewasa muda yang menganggap skema tersebut bermanfaat.

"Saya pikir itu konyol. Banyak anak muda seperti saya menghadapi kesulitan mendapatkan pekerjaan," kata Christa. 

Christa menambahkan sangat tidak masuk akal mengapa orang ingin memulai sebuah keluarga ketika mereka hampir tidak bisa mengurus diri sendiri secara finansial.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

×