kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

2 Calon parlemen Muslim maju, Myanmar butuh seseorang memperjuangkan hak minoritas


Selasa, 10 November 2020 / 23:40 WIB
2 Calon parlemen Muslim maju, Myanmar butuh seseorang memperjuangkan hak minoritas

Sumber: Channel News Asia | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - YANGON. Ada dua kandidat Muslim dari Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) yang maju dalam Pemilihan Umum (Pemulu) 2020. Myanmar berpotensi memiliki anggota parlemen dari kalangan Muslim. 

Sithu Maung, salah satunya. Ia bilang, setelah lima tahun tanpa satu pun anggota parlemen dari Muslim, Myanmar membutuhkan seseorang untuk membantu memperjuangkan hak-hak minoritas yang tertindas.

Pria 33 tahun itu adalah satu dari 1.100 lebih kandidat anggota parlemen dari NLD pimpinan Aung San Suu Kyi yang berkuasa. Pada Pemilu 2015, tidak ada satu pun calon dari kalangan muslim.

Penduduk Muslim berjumlah sekitar 4% dari populasi Myanmar dan mengalami diskriminasi tingkat tinggi.

Baca Juga: Kasus harian virus corona rekor, Myanmar lockdown total Kota Yangon

Pemilu di Myanmar

Merasakan aura kemenangan

Sithu Maung merasakan aura kemenangan, setelah melihat reaksi para pemilih kepadanya di tempat pemungutan suara (TPS). Tapi, tak mudah meraup 80% suara yang menentukan di daerah pemilihan pusat Kota Yangon.

"Orang-orang bertepuk tangan pada saya, meneriakkan nama saya dari apartemen mereka ketika saya lewat," katanya kepada AFP seperti dilansir Channel News Asia di flat studionya yang sederhana di sebuah bangunan era kolonial.

Hasil resmi secara keseluruhan kemungkinan tidak keluar sampai akhir pekan ini, tetapi NLD yakin telah menang telak, memicu perayaan di jalan-jalan dari ribuan pendukung meskipun ada kekhawatiran akan virus corona.

Daerah pemilihan Sithu Maung adalah salah satu yang paling beragam secara etnis di Myanmar, dengan sekitar 30.000 penduduk yang hampir terbagi rata antara penganut Buddha dan Muslim serta minoritas Rakhine, China, dan India.

Baca Juga: Kasus virus corona melonjak, Myanmar perluas lockdown di Yangon

“Saya akan bekerja untuk orang-orang dari semua agama, terutama mereka yang didiskriminasi dan ditindas atau dirampas hak asasi manusia,” janjinya.

Tetapi, Sithu Maung menolak untuk mengungkapkan secara terbuka tentang masalah warga Rohingya yang tidak memiliki kewarganegaraan, yang penganiayaannya di Myanmar telah membuat marah komunitas internasional.

Operasi militer memaksa ratusan ribu Muslim Rohingya pada 2017 dalam kekerasan yang sekarang membuat Myanmar menghadapi tuduhan genosida. Sementara 600.000 lainnya tetap berada di Myanmar yang hidup dalam apa yang oleh kelompok hak asasi dicap sebagai kondisi apartheid.

Baca Juga: Pengakuan tentara Myanmar pembantai Rohingya: Bunuh semua yang terlihat

Juga menghadapi diskriminasi

Tapi, Muslim dari etnis lain, yang secara resmi diterima sebagai warga negara, juga biasanya menghadapi diskriminasi.

Seperti kebanyakan orang, Sithu Maung harus menunggu bertahun-tahun untuk mendapatkan KTP yang berlabel etnis "darah campuran", menurunkannya ke antrean berbeda di kantor-kantor pemerintah yang membuat orang sangat rentan terhadap korupsi.

"Orang yang belum mengalaminya tidak bisa mengerti seperti apa," katanya.

Dengan sentimen nasionalis garis keras Buddha yang semakin tinggi, ia kemudian disingkirkan sebagai calon NLD yang potensial dalam Pemilu 2015.

Tidak ada Muslim sama sekali yang terpilih menjadi anggota parlemen saat itu.

Selanjutnya: Virus corona yang sangat menular menyerang, Myanmar lockdown Kota Sittwe

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×