kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Xi Jinping: Perempuan China Harus Bentuk Tren Baru dalam Keluarga


Selasa, 31 Oktober 2023 / 10:41 WIB
Xi Jinping: Perempuan China Harus Bentuk Tren Baru dalam Keluarga
ILUSTRASI. Presiden China Xi Jinping mengatakan, perempuan memiliki peran penting dan harus membentuk tren baru dalam keluarga. REUTERS/Carlos Garcia Rawlins

Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Presiden China Xi Jinping mengatakan, perempuan memiliki peran penting dan harus membentuk tren baru dalam keluarga. Pernyataan tersebut dirilis Xi, ketika negara tersebut bergulat dengan populasi yang menua dan rekor penurunan angka kelahiran.

Melansir Reuters yang mengutip Xinhua, Xi mengatakan peran perempuan telah menjadi bagian dari diskusi dengan tim kepemimpinan baru Federasi Perempuan Seluruh China, yang beroperasi di bawah Partai Komunis.

Kata Xi, perempuan tidak hanya terkait dengan pembangunan perempuan itu sendiri saat berlaku baik dalam pekerjaan. Akan tetapi juga terkait dengan keharmonisan keluarga, keharmonisan sosial, pembangunan nasional, dan kemajuan nasional.

"Penting untuk secara aktif menumbuhkan budaya baru dalam pernikahan dan melahirkan anak serta memperkuat bimbingan terhadap pandangan generasi muda tentang pernikahan, persalinan dan keluarga,” katanya.

Baca Juga: Ketegangan Masih Tinggi, Xi Jiping dan Joe Biden Bakal Bertemu di San Francisco

Faktor-faktor seperti biaya penitipan anak yang tinggi, hambatan karier, diskriminasi gender, dan penolakan untuk menikah telah menghalangi banyak perempuan muda China untuk memiliki anak.

Jumlah kelahiran sangat erat kaitannya dengan tingkat perkawinan karena kebijakan resmi mempersulit perempuan lajang untuk memiliki anak.

Biro Statistik Nasional China pada bulan Januari melaporkan penurunan populasi pertama dalam enam dekade dan populasi negara tersebut mengalami penuaan dengan cepat.

Dalam dua tahun terakhir, pihak berwenang di seluruh China telah meluncurkan langkah-langkah untuk meningkatkan angka kelahiran di negara tersebut termasuk insentif keuangan dan meningkatkan fasilitas penitipan anak.

Baca Juga: Xi Jinping Bersedia Bekerja Sama dengan AS Meski Banyak Perbedaan

Media pemerintah sering mengaitkan perkembangan populasi dengan kekuatan dan “peremajaan” negara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

×