Sumber: TASS | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Mutasi virus corona baru yang diduga ditularkan dari cerpelai ke manusia sangat berbahaya. Sebab, memiliki konstruksi lonjakan berbeda yang bisa memengaruhi kerja vaksin melawan virus corona.
Melita Vujnovic, Perwakilan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Rusia, mengungkapkan hal tersebut dalam wawancara dengan saluran televisi Rusia-24 pada Kamis (12/11), seperti dikutip kantor berita TASS.
Menurut dia, prinsip kerja vaksin yang ada terhadap virus corona didasarkan pada identifikasi protein. Mutasi virus corona yang baru mengubah lonjakan protein, sehingga vaksin yang sudah dikembangkan mungkin tidak efektif dalam kasus ini.
“Infeksinya bergeser dari cerpelai ke manusia. Justru mutasi ini sangat berbahaya. Jika (virus mutasi) mulai menyebar, maka, mungkin saja, semua upaya kita dalam mengembangkan vaksin dan segala hal lainnya (akan sia-sia), (virus corona) mungkin berperilaku berbeda," katanya.
Baca Juga: Risiko penularan lokal virus corona di China meningkat, menyusul lonjakan kasus impor
Vujnovic menambahkan, langkah-langkah pembatasan di Jutlandia, Utara Denmark, diperlukan karena sejauh ini "sangat sulit untuk menentukan apakah mutasi virus ini ada". Dan, seberapa tinggi risiko penyebaran bentuk baru virus corona di antara manusia.
Selain Denmark, WHO menyebutkan, Belanda, Spanyol, Swedia, Italia, dan Amerika Serikat juga melaporkan keberadaan virus corona pada cerpelai di peternakan bulu.
WHO mencatat, virus corona umumnya ditularkan di antara manusia dengan kontak dekat. Namun, ada juga kasus penularan antara manusia dan hewan.
Kasus infeksi virus corona sejauh ini terdeteksi pada cerpelai, anjing dan kucing peliharaan, singa, dan harimau. Menurut WHO, cerpelai tertular infeksi dari manusia yang terinfeksi virus corona.
Selanjutnya: Ditemukan di Italia, kasus infeksi virus corona pada anjing
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News