kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Warning WHO: Kita Perlu Berhati-hati Terkait Kata Endemi


Senin, 21 Maret 2022 / 07:49 WIB
Warning WHO: Kita Perlu Berhati-hati Terkait Kata Endemi

Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JENEWA. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kembali mengingatkan masyarakat dunia tentang bahaya Covid-19. WHO baru-baru ini mengklarifikasi bahwa ketika suatu penyakit menjadi endemi, Covid-19 masih dapat menyebabkan penderitaan dan kematian.

Melansir The Indian Express, saat berbicara kepada wartawan, Dr Mike Ryan, direktur eksekutif Program Kedaruratan Kesehatan Organisasi Kesehatan Dunia, mengatakan kita perlu berhati-hati terkait kata endemi.

"Ya, endemi berarti, bahwa virus ada dan menular pada tingkat yang lebih rendah, biasanya dengan beberapa bentuk penularan musiman atau peningkatan yang musiman atau wabah di atas situasi endemi," jelasnya.

Spesialis kesehatan masyarakat ini juga menjelaskan, meskipun tingkat penularan yang lebih rendah sangat klasik untuk banyak penyakit menular, endemi HIV, endemi tuberkulosis, dan endemi malaria telah membunuh jutaan orang di planet ini setiap tahun.

Baca Juga: Bukan Karena Pengembangan Vaksin Dihentikan, Ini Pemberat Saham Kalbe Farma

Menekankan pada fakta tersebut, dia kembali mengingatkan, “Penyakit endemi membutuhkan program pengendalian yang kuat untuk mengurangi infeksi, mengurangi penderitaan, mengurangi kematian. Berubah dari pandemi ke endemi hanya mengubah label. Itu tidak mengubah tantangan yang kita hadapi." 

Bagaimana Indonesia?

Pemerintah tidak terburu-buru untuk menyatakan transisi memasuki era endemi. Hal itu diungkapkan oleh Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmizi.

Melansir laman kemkes.go.id, alasan pemerintah tak terburu-buru melakukan transisi dari pandemi ke endemi karena proses transisi menuju normalisasi endemi itu artinya bukan berarti kasus COVID-19 tidak ada sama sekali tapi tetap kasus itu akan ada.  

Baca Juga: Apakah Kebijakan PPKM Bakal Segera Dicabut?

"Untuk menghilangkan sebuah penyakit itu membutuhkan waktu yang lebih panjang, tentunya kita harus bersiap untuk terus berdampingan dengan COVID-19," katanya pada konferensi pers secara virtual di Jakarta, Selasa (15/3).

Indikator transisi endemi

Transisi endemi marupakan suatu proses dimana periode dari pandemi menuju ke arah endemi dengan sejumlah indikator, yaitu:

1. Laju penularan harus kurang dari 1
2. Angka positivity rate harus kurang dari 5%
3. Tingkat perawatan rumah sakit harus kurang dari 5%
4. Angka fatality rate harus kurang dari 3%
5. Level PPKM berada pada transmisi lokal level tingkat 1

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

×