Sumber: Kompas.com | Editor: Anna Suci Perwitasari
Video-video tersebut dianggap sebagai penjarahan karena terdapat keterangan dalam salah satu akun Instagram menyebut maraknya aksi perampasan terhadap pembawa logistik yang melintasi jalur darat.
Menanggapi video tersebut, Risma meminta masyarakat tidak menganggapnya sebagai aksi penjarahan. "Sekali lagi itu bukan penjarahan, jangan dianggap penjarahan. Mereka kelaparan," kata Risma, sapaan akrabnya, Sabtu (16/1).
Menurutnya, kondisi di Sulbar sangat penuh keterbatasan. Banyak toko yang tutup dan kebanyakan memilih mengungsi ke tempat yang ke tempat yang tinggi untuk mengantisipasi gempa susulan.
"Jadi mungkin mereka memang kelaparan kondisinya, jadi sekali lagi bukan penjarahan. Karena kita harus membaca situasi," kata mantan Wali Kota Surabaya tersebut.
Baca Juga: PVMBG: Satus Gunung Semeru masih dalam level waspada
Sementara itu, Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Majene Sirajudiin membenarkan, ada warga yang memberhentikan mobil pengangkut bantuan logistik bagi pengungsi gempa.
Mereka adalah para pengungsi yang berada di sekitar Kecamatan Ulumanda, Malunda dan perbatasan Majene-Mamuju.
Tetapi, kata Sirajuddin, pengungsi tersebut ialah korban gempa yang belum mendapatkan bantuan. Bantuan logistik memang baru tiba hari ini dalam jumlah yang banyak.
"Betul tapi kami sudah koordinasikan dengan tim setiap bantuan akan dikawal supaya mereka tidak ada yang menjarah sendiri," kata Sirajuddin saat dikonfirmasi Kompas.com, Sabtu (16/1). Kini, tiap-tiap bantuan yang dikirim ke lokasi pengungsian telah dikawal oleh pihak kepolisian. (Achmad Faizal)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Viral Video Bantuan Gempa Dijarah, Mensos Risma Akui Keterlambatan Logistik di Sulbar, Ini Penyebabnya".
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News