Sumber: TheIndependent.co.uk | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Seorang mantan komisaris Food and Drug Administration Amerika memberikan saran tentang jenis masker yang menawarkan perlindungan paling besar terhadap varian Delta Covid-19.
Melansir Independent, Dr Scott Gottlieb mengatakan kepada CBS's Face The Nation pada hari Minggu bahwa terlepas dari prevalensi varian Delta saat ini di AS, karakteristik virus belum berubah.
"Hal pertama yang saya akan imbau warga Amerika lakukan adalah mendapatkan vaksinasi," katanya kepada pembawa acara program John Dickerson.
Dia menambahkan, “Tentu saja siapa pun yang keluar dan divaksinasi sekarang akan memiliki vaksin yang melindungi mereka selama musim gugur dan musim dingin, jadi mereka akan memiliki perlindungan yang luas dan tahan lama.”
Baca Juga: Warga Amerika yang sudah divaksin diharuskan kembali pakai masker di dalam ruangan
Dr Gottlieb melanjutkan, masker masih bisa membantu mereka yang ingin menambahkan tindakan perlindungan tambahan, misalnya di lingkungan dengan prevalensi tinggi.
“Kualitas masker itu penting. Jadi jika Anda bisa mendapatkan masker KN95 atau N95, itu akan memberi Anda lebih banyak perlindungan,” lanjut Dr Gottlieb.
Baik N95 dan KN95 memiliki kapasitas filtrasi tinggi, menangkap 95% partikel kecil dan pas, sehingga dianggap sebagai pilihan yang lebih baik daripada masker kain dan masker bedah.
Baca Juga: Bukan 5M, pelaku perjalanan wajib menerapkan protokol kesehatan 6M
Dr Gottlieb menjelaskan bahwa masker N95 sekarang sudah tersedia. “Awalnya pada awal epidemi ini, kami mendorong orang untuk tidak menggunakan masker N95 karena masker tersebut tidak cukup untuk petugas medis. Sekarang maskernya banyak. Ada banyak masker N95 di sistem.”
Varian Delta muncul di India pada akhir 2020 dan sejak itu telah terdeteksi di lebih dari 60 negara. Menurut Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) sekarang varian Delta menyumbang 80% dari semua infeksi Covid-19 di Amerika Serikat.
Selanjutnya: Begini gambaran hidup bersama virus Covid-19, jika corona tak bisa hilang
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News