Sumber: covid19.go.id | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah hingga saat ini terus menggalakkan program vaksin Covid-19. Tujuannya tak lain untuk membangun herd immunity atau kekebalan kelompok, sehingga bisa menekan angka penyebaran Covid-19.
Hanya saja, banyak sekali rumor atau mitos yang beredar mengenai vaksin Covid-19. Dalam laman resminya di covid19.go.id, Satgas Penanganan Covid-19 mengimbau, sebaiknya masyarakat jangan langsung percaya pada informasi yang belum jelas kebenarannya terlebih di media sosial maupun pesan berantai.
Berikut mitos-mitos tentang vaksin Covid-19, seperti yang dikutip Kontan dari covid19.go.id:
1. Menimbulkan kemandulan
Mitos pertama adalah vaksin Covid-19 yang disuntikkan kepada penerimanya disebut akan menimbulkan risiko infertilitas atau kesuburan. Gangguan tersebut berupa kemandulan bagi wanita.
Mengenai hal ini, ahli vaksin yang berspesialisasi dalam bidang epidemiologi pneumokokus, Dr. Katherine O'Brien menjelaskan bahwa vaksin yang diberikan tidak dapat menyebabkan kemandulan.
Baca Juga: 5 Jenis vaksin Covid-19 yang digunakan di Indonesia
“Ini adalah rumor yang telah beredar tentang banyak vaksin yang berbeda dan rumor tersebut tidak benar. Tidak ada vaksin yang menyebabkan kemandulan,” kata Kate dalam sesi wawancara Episode 24 tentang Vaccine myths vs science bersama World Health Organization (WHO).
2. Mengubah DNA
Mitos lainnya adalah Deoxyribonucleic Acid (DNA) yang merupakan materi genetik yang menentukan sifat dan karakteristik fisik seseorang disebut akan berubah setelah vaksin Covid-19 masuk ke dalam tubuh.
Menanggapi hal ini, Kate yang juga ahli epidemiologi dan dokter penyakit menular mengatakan tidak mungkin vaksin dapat mengubah DNA seseorang.
Baca Juga: Jangan cemas, kelompok komorbid tetap dapat divaksinasi Covid-19
“Kami sudah sering mendengar rumor ini. Kami memiliki dua vaksin sekarang yang disebut sebagai vaksin mRNA, dan tidak mungkin mRNA dapat berubah menjadi DNA sel manusia kita,” kata Kate.