Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - GLASGOW. Sejumlah pemimpin dunia hadir pada konferensi iklim PBB di Glasgow, Skotlandia pada hari Kamis (4/11/2021) untuk membahas perubahan iklim dan upaya berbagai negara untuk mencegahnya.
Perwakilan pemerintah dari sejumlah negara ini akan memfokuskan pembahasan mereka pada upaya mengalihkan pemakaian bahan bakar fosil ke pemakaian bahan bakar energi terbarukan.
Untuk itu, sejumlah janji pun mengemuka dalam upaya membatasi produksi dan penggunaan minyak, gas dan batubara untuk memenuhi kebutuhan energi dunia.
Mereka berupaya mempercepat transisi dari energi fosil ke energi yang lebih bersih yang menurut para ilmuwan diperlukan dengan cepat untuk memangkas emisi gas rumah kaca dan menghindari dampak terburuk dari perubahan iklim.
Baca Juga: Di COP26, 190 negara dan organisasi sepakat meninggalkan batubara
Namun janji transisi menuju energi bersih ini menimbulkan perbedaan pendapat yang ada di antara negara-negara kaya, yang getol mendorong untuk segera mengakhiri pemakaian bahan bakar fosil peninggalan revolusi industri dan negara-negara berkembang yang lebih miskin yang masih bergantung pada batubara dan bahan bakar fosil lainnya untuk memenuhi kebutuhan energi mereka.
Di tengah pembahasan tersebut, ada negara seperti Polandia, Vietnam, Chili dan negara-negara lain yang diharapkan berjanji untuk menghentikan pembangkit listrik berbahan bakar batubara dan berhenti membangun pembangkit baru dalam kesepakatan yang menurut tuan rumah KTT COP26 Inggris akan mengikat 190 negara dan organisasi untuk berhenti menggunakan bahan bakar.
Namun dalam pembahasan itu, tidak segera jelas apakah kesepakatan itu juga melibatkan negara-negara seperti China, India, Indonesia dan Turki, yang memiliki banyak rencana pengembangan pembangkit listrik tenaga batubara baru.
Baca Juga: Dampingi Jokowi, Menko Airlangga paparkan rangkaian agenda COPS 26 di Glasgow