Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - CARACAS. Presiden Venezuela Nicolas Maduro mendesak COVAX untuk segera mengirimkan jatah vaksin ke negaranya. Ia kecewa karena vaksin Covid-19 tak kunjung datang meski semua pembayaran yang tertunda telah dilakukan.
Pada Minggu (4/7), Maduro menjelaskan, pembayaran senilai US$ 120 juta telah dilakukan.
"Pejabat telah diinstruksikan untuk memberi ultimatum kepada sistem COVAX: mereka mengirimi kami vaksin atau mereka mengembalikan uang kepada kami, titik," ungkap Maduro, seperti dikutip Reuters.
Pemerintah Venezuela mengatakan, selama berbulan-bulan sanksi menghambat kemampuan mereka untuk melakukan transfer bank yang diperlukan untuk membayar dosis COVAX.
Beruntung, pada April lalu Venezuela akhirnya bisa mulai membayarkan sumbangan vaksin ke COVAX.
"Sistem COVAX telah mengecewakan Venezuela. Mereka tidak menjawab kami," kata Maduro.
Baca Juga: Indonesia mendapat 4 juta vaksin Covid-19 Moderna gratis dari Amerika Serikat
Venezuela menghadapi sanksi AS yang memengaruhi aksesnya ke sistem keuangan global, mengandalkan bank domestik untuk melakukan sebagian pembayaran ke sistem COVAX dengan mata uang asing.
Untuk saat ini, Venezuela telah menerima sekitar 3,5 juta vaksin dari Rusia dan China sejak Februari lalu. Jumlah yang masih sangat kecil mengingat negara tersebut berpenduduk sekitar 28 juta orang.
Awal tahun ini, COVAX menyisihkan 2,5 juta dosis vaksin AstraZeneca untuk Venezuela. Tetapi, Pemerintahan Maduro melarang penggunaannya karena kekhawatiran tentang efek samping berupa pembekuan darah yang muncul di beberapa negara.
Venezuela telah menyatakan minatnya untuk menerima vaksin Johnson & Johnson dan Novavax melalui COVAX.
Selanjutnya: Bank Dunia akan tingkatkan pendanaan vaksin Covid-19 menjadi US$ 20 miliar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News