kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ukraina Tolak Mentah-Mentah Usulan Gencatan Senjata Vladimir Putin


Jumat, 06 Januari 2023 / 10:26 WIB
Ukraina Tolak Mentah-Mentah Usulan Gencatan Senjata Vladimir Putin
ILUSTRASI. Presiden Rusia Vladimir Putin telah memerintahkan gencatan senjata selama 36 jam di Ukraina. Sergey Bobylev/TASS Host Photo Agency/Handout via REUTERS

Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Melansir The Guardian, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy menolak pengumuman gencatan senjata Rusia. Dia mengatakan bahwa Moskow hanya membuat pengumuman untuk menghentikan kemajuan Ukraina di wilayah Donbas timur dan memobilisasi lebih banyak orang.

“Mereka sekarang ingin menggunakan Natal sebagai kedok, meski sebentar, untuk menghentikan gerak maju anak laki-laki kita di Donbas dan membawa peralatan, amunisi, dan pasukan yang dimobilisasi lebih dekat ke posisi kita,” kata Zelenskiy dalam pidato video malamnya.

Penasihat presiden Ukraina Mykhailo Podolyak menyebut deklarasi Rusia sebagai “kemunafikan.”

Rusia “harus meninggalkan wilayah pendudukan – baru setelah itu akan ada ‘gencatan senjata sementara’. Simpan kemunafikan untuk diri sendiri,” cuit Podolyak.

Baca Juga: Vladimir Putin Didesak Perintahkan Mobilisasi Besar-besaran

Oleksiy Danilov, sekretaris dewan keamanan dan pertahanan nasional Ukraina, juga menolak proposal gencatan senjata Rusia, menuduh Moskow "bersembunyi di balik hari raya Kristen".

“Ada solusi sederhana: mereka mengambil koper, mengambil sampah, dan pergi ke Rusia. Itu saja,” kata Danilov kepada saluran Kanal 24.

Sementara itu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mendesak Putin untuk mengumumkan “gencatan senjata sepihak” dan membuka dialog dengan pejabat Kyiv.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×