Reporter: Ferrika Sari | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis pembiayaan diperkirakan membaik di tahun 2021 mendatang. Hal ini seiring optimisme industri akan peningkatan penjualan kendaraan yang akan turut meningkatkan penyaluran pembiayaan industri multifinance ke debitur.
"Di tahun 2021, piutang pembiayaan dapat tumbuh 5% karena kami sudah turun cukup besar pada tahun 2020," kata Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno, pekan lalu.
Selain itu, potensi kenaikan pembiayaan juga didorong oleh dua faktor. Pertama, rencana kebijakan relaksasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan mendorong bisnis pembiayaan. Lalu pemanfaatan teknologi seperti slik, rapindo dan biro kredit akan memperbaiki kualitas kredit.
Baca Juga: Intan Baruprana Finance (IBFN) membuka pintu untuk investor baru
"Perbaikan kualitas pembiayaan pasti akan menjadi lebih baik. Kemudian bank juga lebih percaya (memberikan pinjaman ke multifinance)," terangnya.
Namun ada dua tantangan yang mesti dihadapi industri tahun depan. Diantaranya, masalah pendanaan dari bank karena mereka lebih selektif menyalurkan pinjaman seiring perpanjangan masa restrukturisasi kredit.
Tantangan selanjutnya adalah perpanjangan restrukturisasi juga berpotensi menaikkan rasio NPF karena kemampuan membayar debitur turun. Hal terlihat dari peningkatan NPF selama pandemi dari sebelumnya sekitar 2% menjadi 4,71% per Oktober 2020 menurut data OJK.
Guna mempertahankan bisnis, ia menyarankan industri menyiapkan berbagai strategi seperti mengadopsi kebiasaan baru (new normal) dalam semua aspek bisnis dan operasional. Lalu investasi ke platform digital, melakukan efisiensi dan menggenjot produktivitas, merekrut orang kompeten untuk meningkat produktivitas serta mengeluarkan inovasi baru.
Pandemi virus corona memanng membawa tekanan bisnis bagi sejumlah perusahaan pembiayaan, tak terkecuali bagi PT Intan Baruprana Finance Tbk (IBFN).
Direktur Utama IBFN Carolina Dina Rusdiana mengatakan, sepanjang pandemi Covid-19 pihaknya berupaya bertahan untuk menjaga kelangsungan usahanya.
Ia berharap tahun depan perusahaan bisa menggandeng investor baru sehingga bisa mendapatkan dana segar dan mendukung permodalan. IBF membuka kesempatan bagi investor yang tertarik untuk menjalin kemitraan strategis dengan IBF.
"Hal ini merupakan salah satu upaya IBF untuk bersinergi dengan semua pihak agar bisa bersama-sama mendorong kembali roda perekonomian nasional. Bersama-sama kita bisa menjadi penggerak pemulihan ekonomi nasional, khususnya dalam hal financing,” kata Dina.
Baca Juga: Multifinance telah restrukturisasi pembiayaan Rp 188,3 triliun per 15 Desember
Selain itu, di tahun 2021, IBFN juga akan berfokus pada perbaikan rasio-rasio keuangan sebagaimana yang dipersyaratkan OJK. Perusahaan juga berupaya untuk mengembangkan bisnis.
BCA Finance juga mulai ancang-ancang untuk tahun 2021. Meskipun, perusahaan tersebut masih mematangkan strategi pembiayaan tahun depan. Perusahaan melihat kondisi pasar akan jauh membaik pada tahun depan.
"Tahun depan kami menargetkan pembiayaan baru senilai Rp 26 triliun," ungkap Direktur Utama BCA Finance Roni Haslim.
Target pembiayaan BCA Finance 2021 lebih tinggi dibandingkan dengan target 2020 yang senilai Rp 14,5 triliun. Kalau hingga September 2020, realisasi pembiayaan mereka mencapai Rp 11,2 triliun atau turun 54% yoy.
Selanjutnya: Multifinance rem pendanaan dari bank, ini sebabnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News