Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten sawit, PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) berupaya memperkuat bisnisnya sepanjang tahun ini. TAPG pun turut berkomitmen menyalurkan minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) untuk kebutuhan minyak goreng di dalam negeri.
Corporate Secretary Triputra Agro Persada Joni Tjeng menyampaikan, dalam mendukung kebijakan Domestic Market Obligation (DMO) dan Domestic Price Obligation (DPO) minyak goreng dari pemerintah, maka TAPG beserta anak usahanya menjual sebanyak 20% CPO dari total hasil produksi pabri kelapa sawit milik perusahaan, atau sekitar 2,5 juta kilogram sebulan. CPO yang dijual dihargai sesuai ketentuan pemerintah yakni Rp 9.300 per kilogram.
Terkait kinerja, Manajemen TAPG menargetkan bisa mencatatkan pertumbuhan produksi tandan buah segar (TBS) di kisaran 18% pada tahun 2022. Hal ini ditunjang oleh kondisi cuaca yang baik selama tahun 2020-2021 dan umur tanaman milik TAPG yang berada di periode matang.
Baca Juga: Dukung Kebijakan Migor, Pemasok CPO Wilmar Berkomitmen Terapkan Harga Sesuai DMO
“Kenaikan harga CPO global juga akan memberi pengaruh positif pada hasil usaha dan posisi keuangan perusahaan,” ujar Joni, Jumat (25/2).
Selama ini, TAPG menjual hasil produksi CPO-nya kepada para pembeli di dalam negeri. Produk tersebut digunakan untuk berbagai sektor industri, seperti minyak goreng, biodiesel, oleochemical, dan industri lainnya yang membutuhkan minyak nabati, khususnya berbasis CPO.
TAPG juga masih akan berekspansi di tahun ini. Perusahaan tersebut tengah berupaya menyelesaikan pabrik kelapa sawit di Kalimantan Timur yang berkapasitas 30 ton per jam dan ditargetkan dapat beroperasi pada awal kuartal II-2022.
Di samping itu, TAPG juga sedang menggarap pembangunan pabrik palm kernel oil (PKO) berkapasitas 300 ton per hari yang dilengkapi oleh pabrik biogas. “Pabrik PKO dan Bigas Plant diharapkan dapat beroperasi di awal semester kedua tahun 2022,” ungkap Joni.
Manajemen TAPG sendiri menargetkan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 572 miliar di tahun ini. Dari jumlah tersebut, 15% di antaranya akan dialokasikan sebagai capex tanaman, kemudian 19% untuk kebutuhan pabrik, 61% untuk infrastruktur dan pendukungnya, serta 5% untuk kebutuhan lainnya.
Sebagai informasi, per kuartal III-2021, penjualan TAPG tumbuh 25% (yoy) menjadi Rp 4,45 triliun. Sedangkan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk TAPG melesat 186,29% (yoy) menjadi Rp 713,16 miliar per kuartal III-2021.
Penjualan terbesar TAPG hingga kuartal III-2021 ditujukan ke PT Wilmar Nabati Indonesia sebesar Rp 1,10 triliun, kemudian diikuti oleh penjualan ke PT Sinar Alam Permai sebesar Rp 864,53 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News