kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.567.000   7.000   0,45%
  • USD/IDR 15.703   0,00   0,00%
  • IDX 7.574   4,17   0,06%
  • KOMPAS100 1.170   -1,95   -0,17%
  • LQ45 921   -3,22   -0,35%
  • ISSI 231   0,26   0,11%
  • IDX30 474   -2,28   -0,48%
  • IDXHIDIV20 568   -1,28   -0,23%
  • IDX80 133   -0,19   -0,14%
  • IDXV30 141   0,91   0,65%
  • IDXQ30 158   -0,72   -0,45%

Transaksi uang elektronik kartu diprediksi naik pada bulan Ramadan


Jumat, 16 April 2021 / 05:15 WIB
Transaksi uang elektronik kartu diprediksi naik pada bulan Ramadan

Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memasuki bulan Ramadan, transaksi pembayaran diproyeksi akan tumbuh sejalan dengan meningkatnya aktivitas masyarakat. Tanpa terkecuali transaksi menggunakan kartu uang elektronik perbankan.

Belum lagi, di tahun 2021 tanda-tanda peningkatan uang elektronik (UE) memang menggeliat. Data Bank Indonesia (BI) per Februari 2021 misalnya mencatat transaksi UE naik 20,1% secara year on year (yoy) menjadi Rp 2,8 triliun. Posisi tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan bulan Januari 2021 yang hanya tumbuh 6,8% secara tahunan. 

Hal ini tentu bisa menjadi sasaran bank untuk meraih lebih besar pendapatan. Sebabnya, per 1 April 2021 BI bank penerbit UE berbasis kartu (chip) sudah bisa mendapat komisi atau fee dari merchant discount rate (MDR).

Baca Juga: BI: Nilai transaksi e-commerce Februari 2021 naik 45,28%

Hal ini disahkan oleh Bank Indonesia melalui melalui Keputusan Deputi Gubernur BI Nomor 23/1/KEP.DpG/2021 tentang penetapan skema harga merchant discount rate (MDR) dalam pemrosesan transaksi uang elektronik chip based. 

Bank sentral sepakat untuk menentukan besaran MDR untuk reguler sebesar 0,5%. Sementara untuk transaksi government to people (G2P) seperti bantuan sosial (bansos), people to government (P2G) antara lain pajak, paspor dan donasi sosial sebesar 0%.

Meski begitu, lantaran sesuai arahan dari Pemerintah yang melarang kegiatan mudik selama periode 6-17 Mei 2021 maka transaksi uang elektronik berbasis kartu belum akan meningkat sesuai ekspektasi. Senior Vice President PT Bank Mandiri Tbk Thomas Wahyudi menilai hal itu tentu akan membuat transaksi UE Bank Mandiri atau e-money hanya akan meningkat di dalam kota saja. 

Lagipula, menurut Thomas sejauh ini laju transaksi e-money masih relatif stabil dan tetap tumbuh. Pihaknya mencatat per akhir Maret 2021 total transaksi Mandiri e-money telah mencapai 250 juta transaksi. 

Baca Juga: Begini upaya bank swasta menggarap bisnis kredit UMKM di tengah pandemi

Volumenya pun ikut meningkat hingga hampir menembus Rp 4 triliun. "Relatif sama dengan data periode yang sama tahun lalu," ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (15/4). Kondisi ini membuat Bank Mandiri sebagai penguasa bisnis kartu uang elektronik lebih percaya diri. 

Sebab, walau dalam situasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), transaksi tetap terus mengalami peningkatan. 



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

×