kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Transaksi QRIS di perbankan semakin ramai, ini pendorongnya


Senin, 07 Desember 2020 / 09:30 WIB
Transaksi QRIS di perbankan semakin ramai, ini pendorongnya

Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia telah resmi meluncurkan QR Code Indonesian Standard (QRIS) sejak awal tahun 2020. Acuan baku ini telah diterapkan oleh perbankan dan penyelenggara keuangan elektronik berbasis server.

PT CIMB Niaga Tbk mengakui terjadinya transaksi QRIS yang cukup bagus sepanjang implementasi inisiatif bank sentral itu. Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan menyatakan secara tahunan transaksi QRIS tumbuh dobel digit.

Kendati demikian, Ia mengakui transaksi nasabah belum mendominasi total transaksi digital banking yang terjadi di CIMB Niaga. Lani mengklaim QRIS tetap tumbuh dan kontribusinya masih 10% dari total transaksi.

Baca Juga: Ini alasan fintech lending syariah jauh tertinggal dibanding pemain konvensional

“Semoga bisa tumbuh terus, sejauh sosialisasi QRIS juga secara konsisten terus dilakukan bersama oleh pelaku usaha, dan juga pemerintah. Sebagai cara pembayaran yang lebih sehat di tengah pandemi,” ujar Lani kepada Kontan.co.id pada Minggu (6/12).

Begitu pun dengan Mandiri Syariah yang juga berperan menerapkan QRIS sejak awal tahun. Riko Wardhana, Group Head Sales and Partnership Group Mandiri Syariah menyatakan Hingga November 2020, Mandiri Syariah mencatat jumlah transaksi QRIS sebesar 259.000 transaksi dengan volume mencapai Rp 17,9 miliar dan pertumbuhan tiap bulan rata-rata 32%.

“Sejak diimplementasikan di awal 2020, Mandiri Syariah merupakan bank syariah pertama yang mengimplementasikan QRIS. Dan saat ini Mandiri Syariah telah bekerja sama dengan lebih dari 23.000 merchant baik merchant komersial, lembaga pendidikan, sosial termasuk masjid,” tutur Riko kepada Kontan.co.id.

Ia menyatakan hingga akhir 2020 anak perusahaan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk ini berharap jumlah transaksi QRIS mencapai 300.000 transaksi dengan volume mencapai Rp 20 miliar. Begitupun dengan 2021, Mandiri Syariah akan terus meningkatkan transaksi seiring penambahan jumlah merchant.

Baca Juga: AJB Bumiputera berjanji membayar klaim polis di bawah Rp 10 juta

“Upaya yang akan kami lakukan antara lain menjalankan strategi dengan mengedepankan mesjid dan lembaga ZIS sebagai center digital ekonomi syariah. Mendukung digitalisasi usaha menengah kecil dan mikro (umkm),” tambah Riko.

Ia menambahkan akan mengembangkan terus layanan QRIS sesuai dengan arah inovasi BI dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI). Misalnya pengembangan model QRIS customer present mode (cpm) dan crossborder.

Asal tahu saja, hingga September 2020, sudah ada 4,7 juta merchant termasuk UMKM yang menggunakan standar baku bank sentral ini.

Direktur Eksekutif Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) Djamin Nainggolan mengatakan, QRIS bisa meningkatkan ekspansi pembayaran dan peningkatan transaksi digital bagi UMKM. Lantaran, EDC masih lebih cocok untuk peritel modern maupun toko dengan penjualan besar.

“Per September, secara transaksi memang ada penurunan dari Maret, saat PSBB dilakukan, namun di September sudah baik. Sekarang dengan dicabutnya PSBB, mudah-mudahan bisa memecahkan rekor,” kata dia dalam diskusi virtual.

Baca Juga: Siap-siap, bea meterai tagihan kartu kredit akan naik mulai 1 Januari 2021

Berdasarkan data ASPI, pada September 2020 volume transaksi QRIS telah melebih 10 juta transaksi. Nilai itu sudah meningkat dibandingkan sepanjang Juni 2020 masih di sekitar 8 juta transaksi. Namun, masih tertinggal pada transaksi di bulan Maret yang hampir mencapai 10 juta kali.

“Meski secara jumlah transaksi lemah, tapi amount (nilai transaksi) lebih tinggi. Artinya pengguna lebih nyaman menggunakan QRIS untuk ticket size yang lebih tinggi,” tambah Djamin.

Masih berdasarkan data ASPI, nilai transaksi QRIS selama September 2020 saja mencapai sekitar Rp 800 miliar. Sedangkan nilai transaksi pada Juni masih lebih dari Rp 400 miliar. Adapun transaksi pada bulan Maret saja, ada di bawah Rp 600 miliar.

Lebih lanjut, Djamin bilang, pekerjaan rumah industri tidak hanya menambah jumlah merchant tapi juga merchant aktif. Dengan ini maka transaksi dan volume akan ikut naik secara otomatis.

Selanjutnya: Targetkan pertumbuhan kredit 4%, BNI bidik segmen korporasi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×