kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Transaksi lewat EDC masih diperlukan walau penggunaan QRIS makin populer


Jumat, 27 Agustus 2021 / 06:20 WIB
Transaksi lewat EDC masih diperlukan walau penggunaan QRIS makin populer

Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kehadiran QRIS telah memudahkan masyarakat dalam melakukan transaksi dengan menggunakan ponsel pintar. Kendati demikian, transaksi di mesin electronic data capture (EDC) masih dibutuhkan. 

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk baru saja merilis QR Pedagang melalui aplikasi BRImo. Fitur teranyar ini memungkinkan para merchant menerima pembayaran dari seluruh uang elektronik dan kartu pembayaran.

Artinya, tanpa ada mesin EDC yang biasanya alat penerima transaksi untuk kartu dan uang elektronik bisa dilakukan lewat sistem QR ini. Kendati demikian, Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto bilang transaksi QRIS memiliki limit Rp 5 juta. Sedangkan transaksi di EDC bisa lebih dari Rp 5 juta. 

“Sehingga QRIS dan EDC masih tetap memfasilitasi mitra pedagang BRI dengan fungsi yang berbeda sesuai kebutuhan dan segmen usaha mitra ataupun merchant. Untuk ke depannya seiring perkembangan teknologi, tidak menutup kemungkinan metode pembayaran QRIS bisa menggantikan EDC karena dari sisi biaya investasi QRIS  tergolong lebih ekonomis dibandingkan biaya investasi EDC,” ujar Aestika kepada Kontan.co.id pada Kamis (26/8).

Baca Juga: RUPSLB Bank Danamon ubah susunan dewan komisaris dan direksi

Lanjut ia, transaksi dari kartu debit, kredit, dan prepaid BRI maupun kartu dari bank penerbit lainnya yang telah tersebar. Sehingga membutuhkan waktu yang tidak singkat untuk mengubah kebiasaan nasabah dalam bertransaksi.

“BRI pastinya akan menyesuaikan perkembangan teknologi yg ada demi kebutuhan mitra. Jumlah mesin EDC di merchant BRI per Juli 2021 sebanyak 167.000 dengan kenaikan sebanyak 17,7% year on year (yoy) dibandingkan Juli 2020 sebanyak 143.000,” paparnya. 

Jaringan EDC itu menyatakan nilai transaksi senilai Rp 53,1 triliun atau naik 20% yoy dari posisi Juli 2020 sebanyak Rp 44,2 triliun. Guna meningkatkan transaksi, BRI akan memperluas jaringan EDC yang difokuskan kepada pengembangan fitur-fitur yang menjadi trend payment di masyarakat saat ini maupun prospek ke depannya.

“Seperti QRIS Dynamic, Unionpay, American Express, Contactless dan lainnya untuk menambah jumlah kartu yang dapat bertransaksi di EDC BRI. Saat ini Bank BRI memiliki EDC versi terbaru yaitu EDC Android dengan berbagai keunggulan dan akan segera dikembangkan dengan fitur-fitur terkini yang dapat dinikmati oleh mitra atau merchant,” jelasnya.

Baca Juga: AXA Mandiri dan Bank Mandiri serahkan klaim Rp 4,25 miliar untuk nakes yang gugur

Ia mengaku inisiatif itu dilakukan sebagai upaya meningkatkan fee based income. Sekaligus memberikan value added kepada mitra merchant

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk juga baru saja merilis EDC berbasis Android guna mempercepat digitalisasi. SVP Transaction Banking Retail Sales Bank Mandiri Thomas Wahyudi bilang seiring dengan transformasi Bank Mandiri sebagai modern retail bank, maka akan terus mendorong penggunaan EDC Android ke depannya.

“Hingga Juli 2021 terdapat lebih dari 150.000 merchant kerja sama, dengan jumlah EDC di kisaran 218.000 unit. Dari jumlah tersebut, Bank Mandiri mencatatkan volume penjualan sebesar Rp 62 triliun per Juli 2021, dengan peningkatan sebesar 13 % dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Di samping itu Mandiri EDC mencatatkan transaksi sebanyak 104 juta di posisi Juli 2021 atau meningkat sebesar 12% yoy,” papar Thomas kepada Kontan.co.id.

Ia menyatakan salah satu benefit yang disajikan oleh Mandiri EDC Android kepada nasabah adalah memberikan keluasan alternatif pembayaran non tunai seperti QR , kartu contactless, dan wearables. Hal ini turut mendukung transaksi pembayaran non tunai yang cenderung semakin meningkat di era pandemi.

Adapun Direktur Teknologi Informatika Bank Tabungan Negara (BTN) menyatakan pengembangan EDC hanya berfokus pada merchant yang terkait ekosistem perumahan atau mortgage. Ia mencontohkan mitra yang bergerak di bidang pengembangan, properti, notaris, aktuaris, dan toko ritel yang menyediakan bahan bangunan. 

“Sementara untuk merchant food beverages dan lainnya, BTN secara selektif, hanya akan bergabung dengan Himbara maupun merchant aggregator atau merchant chain. Betul bahwa untuk ticket size yang tepat, nasabah cenderung akan memanfaatkan QR code,” jelasnya kepada Kontan.co.id. 

Ia bilang hingga saat ini, BTN memiliki hampir 20.000 mesin EDC. Sedangkan pertumbuhan transaksi di mesin EDC ini terus meningkat tujuh hingga delapan kali lipat saat ini dibandingkan awal tahun. 

Selanjutnya: Ditopang kredit konsumsi dan UMKM, kredit perbankan tumbuh 0,5% per Juli 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×