Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. optimistis bisa menumbuhkan pendapatan dan laba bersih di tahun ini. Industri telekomunikasi yang terus memperkuat dan memperluas jaringan menjadi katalis positif bagi emiten menara bersandi TBIG di Bursa Efek Indonesia ini.
Direktur Keuangan TBIG Helmy Yusman Santoso menyampaikan bahwa pada tahun ini pihaknya terus membidik penambahan tenant dalam penyewaan menara. Helmy bilang, TBIG menargetkan bisa menjaring penambahan 7.400 tenant. Terdiri dari tambahan 3.000 tenant secara organik, dan 4.400 tenant dari proses akuisisi.
"Katalis positif adalah permintaan dari industri telekomunikasi, untuk memberikan layanan data yang terus meningkat serta kebutuhan memperluas coverage," kata Helmy kepada Kontan.co.id, Rabu (17/3).
Baca Juga: Permintaan ban Multisrada Arah Sarana (MASA) mulai menuju normal di awal tahun ini
Penambahan 4.400 tenant dari proses akuisisi itu termasuk dengan pembelian 3.000 menara dari PT Inti Bangun Sejahtera Tbk (IBST). Seperti diketahui, pada akhir tahun lalu TBIG melalui anak usahanya, PT Tower Bersama, telah menandatangani perjanjian jual-beli aset bersyarat dengan IBST.
Pembelian itu untuk sebanyak-banyaknya 3.000 menara dengan nilai keseluruhan sebesar US$ 280 juta atau setara Rp 3,97 triliun. Sayangnya, Helmy belum membeberkan agenda ekspansi lanjutan TBIG pada tahun ini. Yang pasti, proses akuisisi menara IBST akan rampung pada periode Kuartal-II mendatang.
"4.400 (tambahan tenant) Sudah termasuk akuisisi dari IBST. Sementara (akuisisi) baru IBST. Akuisisi menara IBST akan rampung di Q2-2021," terang Helmy.
Secara keseluruhan, kinerja TBIG tahun ini bakal ditopang dengan anggaran belanja modal alias capital expenditure (capex) sebanyak Rp 6 triliun. Terdiri dari Rp 4 triliun untuk akuisisi dan Rp 2 triliun untuk ekspansi organik.
Baca Juga: Indocement (INTP) proyeksikan permintaan semen nasional bisa meningkat 5%
Meski belum membeberkan secara detail, namun capex tersebut sudah mulai direalisasikan sejak awal tahun ini. "Sudah ada yang terserap di Q1. (Sumber capex) dari dana internal dan pinjaman bank." kata Helmy.
Dengan prospek tersebut, Helmy optimistis pendapatan dan laba bersih TBIG bisa tetap tumbuh di tahun ini. Adapun laba bersih periode berjalan TBIG tercatat sebesar Rp 791,9 miliar tumbuh 22,83% dari realisasi Kuartal III-2019 yang sebanyak Rp 644,69 miliar.
Sedangkan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 747,46 miliar, naik 22,14% dari periode yang sama Kuartal III-2019 yang sebesar Rp 611,96 miliar.
Dalam catatan Kontan.co.id, kenaikan kinerja TBIG tersebut didorong oleh pendapatan yang naik 13,5% di periode yang sama, menjadi Rp 3,93 triliun. Telkom Seluler memberikan kontribusi terbesar pada pendapatan TBIG, yaitu sebesar Rp 1,5 triliun. Jumlah ini setara dengan 39,27% dari total pendapatan.
Baca Juga: PTPP membukukan laba bersih Rp 128,75 miliar sepanjang tahun 2020
Jumlah penyewa menara TBIG di Kuartal III-2020 sebesar 3.319 penyewa. Realisasi ini melewati target perusahaan pada 2020, yaitu sebesar 3.000 penyewa. Jumlah tersebut juga naik 14% dibanding realisasi di periode yang sama tahun sebelumnya.
Secara akumulasi, TBIG memiliki 31.703 penyewaan dan 16.215 site telekomunikasi. Site telekomunikasi terdiri dari 16.093 menara telekomunikasi dan 122 jaringan Distribution Antenna System (DAS).
Total penyewaan pada menara telekomunikasi sebanyak 31.581. Tenancy ratio saat ini sebesar 1,96 kali, lebih tinggi dibanding di 2019 yang sebesar 1,85 kali.
Selanjutnya: Pabrik baru Sinergi Inti Plastindo (ESIP) akan beroperasi akhir Maret ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News