Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Surya Pertiwi Tbk (SPTO) bakal menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp 50 miliar tahun ini yang bersumber dari kas internal perusahaan.
Investor Relations SPTO Adhi Sudargo Tasmin mengungkapkan alokasi capex yang tak tergolong besar ini juga dikarenakan belum adanya rencana ekspansi untuk pabrik di Surabaya. "Kami sediakan Rp 50 miliar untuk general maintenance dan kas internal perusahaan masih cukup banyak karena meningkat 45% yoy ketimbang tahun 2019," ujar Adhi kepada Kontan.co.id, Kamis (27/5).
Adhi pun memastikan upaya pemulihan kinerja diprediksi dapat terjadi di tahun ini tercermin dari raihan pendapatan sepanjang kuartal I 2021 yang meningkat 3% yoy. Kendati demikian, Adhi belum bisa merinci lebih jauh terkait ini. Di sisi lain, laba bersih juga diklaim mengalami peningkatan dibanding tahun lalu.
Adhi melanjutkan, optimisme peningkatan kinerja tahun ini juga ditopang oleh peningkatan penjualan ke dealer dan proyek.
Baca Juga: RUPST Surya Pertiwi (SPTO) setujui pembagian dividen Rp 81 miliar
Sementara itu, merujuk catatan Kontan.co.id beberapa tahun sebelumnya Surya Pertiwi sudah melakukan ekspansi pabrik di Gresik, Jawa Timur. Lahan di pabrik ini cukup untuk 10 lini produksi. Saat ini, baru terpasang dua lini produksi.
Adhi memastikan memang belum ada rencana ekspansi lanjutan mengingat kapasitas produksi yang masih mencukupi. Kendati demikian, Adhi tak menampik jika rencana ekspansi bisa saja dilakukan sewaktu-waktu.
Selain itu, SPTO kini tengah menjajaki rencana peningkatan produksi pada lini produksi kedua yang ditutup pada tahun lalu. Peningkatan produksi diharapkan dapat dilakukan pada pertengahan tahun ini. "Tentunya, jika tiba-tiba ada permintaan yang naik banyak kami juga siap untuk ekspansi karena lokasi tersebut cukup untuk 10 lini produksi," papar Adhi.
SPTO membukukan laba bersih sebesar Rp 114,98 miliar atau turun 44,89% yoy. Pada tahun 2019 laba bersih SPTO mencapai Rp 208,67 miliar. Irene mengungkapkan penurunan ini terjadi akibat penurunan pendapatan.
Sementara itu, Corporate Secretary SPTO Irene Hamidjaja mengungkapkan kas dan setara kas pada tahun 2020 meningkat sebesar 46,44% yoy dimana pada tahun lalu mencapai Rp 217,89 miliar. Pada tahun 2019 lalu, besaran kas dan setara kas SPTO mencapai Rp 148,78 miliar. Raihan ini disebut Irene ditopang oleh kolektibilitas piutang yang lebih baik dari yang diharapkan serta sistem manajemen persediaan yang diklaim lebih baik.
Adapun, memasuki tahu 2021 manajemen SPTO optimistis bakal terjadi pemulihan kinerja. Hal ini tercermin dari raihan pendapatan kuartal I 2021 yang diklaim meningkat sekitar 3% year on year (yoy). "Akan tetapi tetap waspada karena pandemi masih ada," kata Irene.
Adhi melanjutkan, pada tahun 2020 lalu, penurunan kinerja paling terasa pada kuartal II dimana banyak dealer yang harus menutup toko sehingga berimbas ke pendapatan perusahaan. "Beberapa proyek juga mengundurkan pembangunan karena aktivitas sektor properti juga minimal," pungkas Adhi.
Selanjutnya: Surya Toto Indonesia (TOTO) siapkan Rp 400 miliar untuk renovasi pabrik
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News