Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah mengejar tambahan fasilitas pemurnian alias smelter. Tahun ini, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan sebanyak 2 smelter terintegrasi anyar bisa beroperasi tahun ini.
Kedua smelter terintegrasi yang dimaksud meliputi Pabrik Feronikel Halmahera Timur (P3FH) PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berlokasi di Maluku Utara, dan smelter milik PT Sebuku Iron Lateritic Ores (SILO) di Kalimantan Selatan.
Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara (Ditjen Minerba), Kementerian ESDM, Sugeng Mujiyanto mengatakan, Kementerian ESDM bakal memfokuskan seluruh upaya fasilitasi dan debottlenecking pada aspek perizinan, penguasaan lahan, pendanaan, pasokan energi, serta aspek lainnya yang terkait untuk mendukung proyek smelter yang terintegrasi.
Baca Juga: Realisasi Investasi 4 Negara Asia Ini Mencapai US$ 47,29 Miliar pada 2017-2021
Untuk tujuan ini, Kementerian ESDM akan melanjutkan beberapa program seperti market sounding sebagai upaya fasilitasi pada aspek pendanaan, koordinasi intensif dengan PT PLN (Persero) sebagai upaya fasilitasi pada aspek pasokan energi, dan Koordinasi lintas Kementerian/Lembaga sebagai upaya fasilitasi dan debottlenecking pada seluruh aspek yang terkait.
“Sehubungan dengan terbitnya UU Nomor 3 Tahun 2020 tentang Perubahan atas UU Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral Dan Batubara, kewenangan Kementerian ESDM dalam hal pengawasan atas pembangunan serta pelaksanaan operasi fasilitas pemurnian mineral hanya dapat dilakukan terhadap fasilitas pemurnian yang terintegrasi dengan kegiatan penambangannya (integrated),” imbuh Sugeng (12/3).
Di luar target di atas, sebanyak 5 smelter yang berdiri sendiri alias stand alone juga dijadwalkan dapat beroperasi pada tahun ini, sehingga akan ada 7 smelter anyar yang beroperasi pada tahun ini jika berjalan sesuai rencana.
Kelima smelter stand alone tersebut meliputi smelter dengan produk Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) PT Smelter Nikel Indonesia di Banten, smelter timbal bullion PT Kapuas Prima Citra di Kalimantan Tengah, smelter Zinc Ingot PT Kobar Lamandau Mineral di Kalimantan Tengah, smelter grade alumina PT Well Harvest Winning AR (Fase II) di Kalimantan Barat, dan smelter Pig Iron PT Alchemist Metal Industry di Maluku Utara.
Ketujuh smelter tersebut akan menggenapi 21 smelter di dalam negeri yang sudah selesai dibangun di dalam negeri sebelumnya. Secara terperinci, keduapuluh satu smelter tersebut terdiri atas 15 fasilitas pemurnian mineral Nikel, 2 fasilitas pemurnian mineral Bauksit, 1 fasilitas pemurnian mineral Besi, 2 fasilitas pemurnian mineral Tembaga, dan 1 fasilitas pemurnian mineral Mangan.