kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Tahun ini, Kalbe Farma (KLBF) bidik pertumbuhan pendapatan 5%-6%


Rabu, 17 Maret 2021 / 08:55 WIB
Tahun ini, Kalbe Farma (KLBF) bidik pertumbuhan pendapatan 5%-6%

Reporter: Vina Elvira | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten farmasi PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) optimistis perekonomian Indonesia akan tumbuh positif di tahun ini. Hal tersebut membuat manajemen Kalbe berani membidik pertumbuhan pendapatan 5%-6% di tahun ini. 

“Karena ekonomi Indonesia 2021 diprediksi tumbuh positif, maka Kalbe optimis dengan memperkirakan pertumbuhan penjualan sekitar 5%-6% atau lebih baik dari tahun 2020,” ungkap Presiden Direktur PT Kalbe Farma Tbk Vidjongtius saat dihubungi Kontan kemarin. 

Setiap tahunnya Kalbe biasa menganggarkan belanja modal sebesar Rp 1 triliun untuk memenuhi target bisnis mereka. 

Begitu pula dengan Capex di tahun ini, Vidjoungtius menyebut, dana yang disiapkan akan digunakan untuk melakukan pengembangan dan inovasi terhadap produk-produk baru dan layanan aplikasi digital kesehatan. 

Pengembangan dan inovasi produk yang menjadi fokus Kalbe di tahun ini, salah satunya akan dilakukan terhadap produk-produk herbal asli Indonesia. “Seperti jahe merah dan lainnya,” tambahnya. 

Tak hanya berfokus pada pengembangan dan inovasi, di tahun ini Kalbe juga akan meneruskan program vaksin Covid-19, yang tengah dikembangkan Kalbe bersama Genexine Korea Selatan. 

Baca Juga: Opsi Vaksin Gotong Royong Dibuka, Asa Bagi Kalbe Farma (KLBF) Kembali Merekah

Berdasarkan catatan yang telah dihimpun Kontan.co.id sebelumnya, vaksin Covid-19 yang dimaksudkan, hingga kini masih dalam tahap uji klinis dan menunggu persetujuan emergency dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). 

Ketika ditanya soal prospek bisnis industri farmasi di tahun ini, Vidjongtius melihatnya dengan positif. Menurutnya, vaksinasi yang tengah digencarkan pemerintah dapat memutar kembali roda ekonomi Indonesia yang sempat mandek akibat efek dari  pandemi Covid-19. 

“Prospek tetap positif karena dengan adanya vaksinasi akan memulai kembali roda ekonomi, yang akhirnya meningkatkan daya beli konsumen, serta kepedulian akan kesehatan semakin tinggi setelah pandemi covid ini,” ungkap Vidjoungtius. 

Menyinggung soal rencana perluasan pajak yang akan dilakukan pemerintah terhadap sejumlah industri yang dinilai mendulang berkah selama pandemi. Di mana industri farmasi merupakan salah satu sektor yang disebut-sebut menjadi objek perluasan pajak tersebut. 



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

×