kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tahun Depan, Kencana Energi Lestari (KEEN) Alokasikan Capex Mencapai US$ 30 Juta


Rabu, 29 Desember 2021 / 08:10 WIB
Tahun Depan, Kencana Energi Lestari (KEEN) Alokasikan Capex Mencapai US$ 30 Juta

Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Handoyo .

Sementara itu, Wilson Maknawi, Wakil Direktur Utama Perseroan mengatakan, dengan melihat kebutuhan energi nasional saat ini, serta situasi ekonomi Indonesia yang diperkirakan mulai bergerak positif, perseroan optimistis mencacatkan kinerja positif di tahun ini.

Sejalan dengan itu, perseroan memproyeksikan pendapatan mencapai US$ 47,4 juta atau setara Rp 678 miliar di akhir tahun ini, dan laba tahun berjalan US$ 11,8 Juta atau sekitar Rp 169 miliar. Per kuartal II-2021 atau per Juni lalu, pendapatan melesat 129% menjadi US$ 18,21 juta atau sekitar Rp 260 miliar dari periode yang sama tahun 2020 US$ 7,95 juta.

Pendapatan ini diperoleh dari proyek konsesi US$ 8,95 juta, naik dari US$ 1,74 juta, pendapatan bunga konsesi US$ 6,13 juta dari US$ 5,64 juta, dan penjualan listrik US$ 3,12 juta dari sebelumnya US$ 576.380. Adapun laba bersih komprehensif sebesar US$ 5,13 juta atau sekitar Rp 73 miliar, naik 5,8% dari Juni 2020 sebesar US$ 4,81 juta.

Saat ini, perusahaan memproduksi EBT melalui dua anak usaha yaitu PT Bangun Tirta Lestari (PT BTL) dan PT Energy Sakti Sentosa (PT ESS). EBT yang diproduksi lalu dipasok untuk memenuhi kebutuhan industri dan rumah tangga. Perseroan melalui PT Nagata Dinamika Hidro Madong kini sedang membangun PLTM.

Perseroan juga bekerjasama dengan PT PLN (Persero) dengan menandatangani Kesepakatan Pembelian Listrik (Power Purchase Agreement/ PPA). Kesepakatan itu juga menjadi sumber pendapatan tetap yang akan membentuk profil keuangan yang kuat guna mendukung kegiatan usaha di masa depan.

 

Wilson menilai prospek EBT akan ditopang oleh sejumlah katalis positif di antaranya roadmap 2021-2025 dengan target peningkatan bauran EBT sebesar 23% pada 2025,rasio elektrifikasi 100%, dan penyelesaian program 35 GW. Indonesia juga menargetkan penurunan gas rumah kaca sebesar 34,8% pada tahun 2025 dan 58,3% pada tahun 2050.

Prospek ini dinilai terbuka lebar mengingat saat ini konsumsi EBR di Indonesia masih rendah. Data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat konsumsi EBT Indonesia baru 151 kWh atau nomor 7 di Asia Tenggara pada 2017, setelah Malaysia 689 kWH, Vietnam 673 kWH, Thailand 364 kWH, Filipina 213 kWH, Myanmar 178 kWH, dan Kamboja 168 kWH.

Ia menambahkan, tahun 2022 akan mengalokasikan dana capex sebesar US$20 juta sampai US$30 juta yang digunakan untuk akuisis dan pengembangan bisnis lainnya. Tak hanya itu, alokasi ini juga digunakan untuk pengadaan proyek yang sedang berlangsung. "Sumber dananya seperti biasa didapat dari internal cash dan skema bank," tutup Giat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

×