kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Syarat pabrik baterai mobil listrik, 60% nikel harus diolah di Indonesia


Rabu, 16 Desember 2020 / 06:30 WIB
Syarat pabrik baterai mobil listrik, 60% nikel harus diolah di Indonesia

Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Khomarul Hidayat

Saat ini, ada dua perusahaan electric vehicle (EV) battery global yang sedang melakukan penjajakan kerja sama yakni konsorsium CATL asal China, serta LG Chem Ltd dari Korea Selatan. Untuk CATL, pembahasan kerjasama sedang dilakukan bersama ANTM. Kesepakatan awal (MoU) pun sudah diteken.

Sedangkan untuk LG Chem, penjajakan sudah dilakukan melalui ANTM dan Badan Koordinasai Penanaman Modal (BKPM). Namun negosiasi lanjutan akan dikerjakan oleh Pertamina. "Jadi CATL akan lanjut negosiasi dengan Antam, untuk LG Chem negosiasinya dipimpin oleh Pertamina. Ini pembagian tugas, sesuai arahan Menteri BUMN supaya bisa berjalan dengan cepat rencana untuk holding baterai ini dan kerjasama dengan mitra-mitra asing," jelas Orias.

Targetnya, skema kerja sama dengan calon mitra yakni konsorsium CATL dan LG Chem bisa rampung di awal 2021. "Diharapkan awal tahun depan bisa ada kesepakatan dengan calon mitra dan di dalam value chain baterai ini, baik tambang sampai dengan battery pack dan masuk sampai ke pada daur ulangnya, bisa sepakati. Jadi ini yang disiapkan, dan negosiasi berjalan terus dengan masing-masing pihak," terang Orias.

Investasi baterai kendaraan listrik ini juga terkait dengan strategi hilirisasi tambang, khususnya nikel. Kata Orias, Menteri BUMN Erick Thohir pun meminta agar proses hilirisasi nikel tak lagi berhenti pada ekspor produk setengah jadi. Menurutnya, harus ada batas minimal 60%-70% pengelolaan nikel di dalam negeri untuk industri baterai.

"Berdasarkan instruksi dari Pak Menteri BUMN, bahwa nikel yang diproses harus sampai baterai, minimal 60%-70% yang diserahkan untuk diproses itu jangan setengah jalan, tapi sampai ke baterai pack ke bawahnya," imbuh Orias.

Selanjutnya: Indonesia bersaing dengan India dan Thailand untuk tarik investasi Tesla

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

×