kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Survei membuktikan, segmen masyarakat ini percaya bahwa virus corona hanya konspirasi


Sabtu, 07 November 2020 / 17:05 WIB
Survei membuktikan, segmen masyarakat ini percaya bahwa virus corona hanya konspirasi

Sumber: Kompas.com | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - DEPOK. Sejumlah akademisi Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia (FIA UI) yang tergabung dalam tim Periset Cluster Innovation and Governance (CIGO) menemukan, sebagian masyarakat masih percaya bahwa pandemi Covid-19 adalah konspirasi elit global. 

Hal tersebut tercermin dari jawaban sebagian orang yang menjadi responden kajian ini. "Pada kajian ini diperoleh insight pula bahwa sebanyak 21% atau 150 responden meyakini Covid-19 merupakan konspirasi elit global," ungkap Kepala Kantor Humas dan Keterbukaan Informasi Publik UI, Amelita Lusia lewat keterampilan resmi, Jumat (6/11). 

"Mayoritas responden yang menyatakan hal tersebut berasal dari Bogor dan DKI Jakarta, yaitu sebesar 24,1% dan 22,5%," imbuhnya. 

Baca Juga: Para CEO menerapkan protokol Covid-19 di rumah

Responden yang masih meyakini hoaks konspirasi elit global di balik pandemi Covid-19 umumnya warga berusia 25-40 tahun, berpendidikan SMP-SMA, dan dengan pengeluaran kurang dari Rp 2,5 juta sebulan. 

"Penelitian ini juga menemukan hasil bahwa responden yang mempercayai Covid-19 adalah konspirasi elit global, mayoritas memiliki persepsi bahwa virus ini hanya berbahaya untuk masyarakat lansia dan masyarakat dengan komorbid (penyakit penyerta)," ungkap Amelita. 

Di sisi lain, kajian ini juga menemukan bahwa belum seluruh warga mengenakan masker dengan benar, kendati punya persepsi untuk mematuhi protokol kesehatan. 

Tim periset CIGO FIA UI merekomendasikan agar pemerintah dapat terus melakukan edukasi secara lebih seksama melalui berbagai media. Dialog bersama tokoh masyarakat hingga ke tataran lokal juga sebaiknya ditempuh pemerintah agar masyarakat meyakini eksistensi dan risiko Covid-19 terhadap kesehatan. 

Baca Juga: Pemuka agama ajak masyarakat disiplin terapkan protokol kesehatan cegah Covid-19

“Kami juga merekomendasikan agar pemerintah mengintensifkan kebijakan surveilans yaitu tracing, testing dan treatment, mengingat kasus penularan harian Covid-19 di Indonesia terus meningkat," ujar Eko Sakapurnama, ketua tim penelitian ini melalui keterangan yang sama. 

Sebagai informasi, kajian yang dilakukan oleh Tim CIGO FIA UI bermaksud mengkaji dampak pandemi Covid-19 terhadap sikap masyarakat dalam polarisasi antara pandemi dan resesi, serta minat beli masyarakat terhadap beberapa sektor di masa pandemi ini. 

Penelitian yang bekerja sama dengan Tanoto Foundation ini dilakukan terhadap 772 responden di wilayah Jabodetabek, dengan periode pengambilan data pada 14-30 September 2020. 

Baca Juga: Begini cara SVP Bank Mandiri mencegah penyebaran Covid-19 di dalam rumah

Kajian ini juga menemukan fenomena bahwa masyarakat cenderung mengurangi konsumsi di saat pandemi khususnya pada barang sekunder dan tersier. 

Responden cenderung menahan konsumsi pada sektor perjalanan (traveling) dan transportasi. Sektor penerbangan, baik domestik maupun internasional, otomotif, serta produk perhiasan menjadi produk yang paling tidak diminati oleh responden. 

Sementara itu, sektor belanja makanan dan bahan makanan menjadi sektor yang paling diminati oleh konsumen. (Vitorio Mantalean)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Survei UI: Masih Ada Warga yang Percaya Covid-19 Konspirasi Elit Global"

Selanjutnya: Ini dua kunci pencegahan penularan Covid-19 menurut Kantor Staf Presiden

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×