kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.405.000   -9.000   -0,64%
  • USD/IDR 15.370
  • IDX 7.722   40,80   0,53%
  • KOMPAS100 1.176   5,28   0,45%
  • LQ45 950   6,41   0,68%
  • ISSI 225   0,01   0,00%
  • IDX30 481   2,75   0,57%
  • IDXHIDIV20 584   2,72   0,47%
  • IDX80 133   0,62   0,47%
  • IDXV30 138   -1,18   -0,84%
  • IDXQ30 161   0,48   0,30%

Subsidi LPG dan BBM Disebut Tak Signifikan Kurangi Angka Kemiskinan


Kamis, 09 Maret 2023 / 05:10 WIB
Subsidi LPG dan BBM Disebut Tak Signifikan Kurangi Angka Kemiskinan

Reporter: Siti Masitoh | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemberian subsidi LPG 3 kg dan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) relatif tidak tepat sasaran. Sehingga dampaknya tidak signifikan untuk mengurangi angka kemiskinan dan ketimpangan di masyarakat.  

Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Suprayoga Hadi mengatakan, hanya subsidi listrik saja yang penyalurannya tepat sasaran, meski dampaknya kurang dirasakan oleh masyarakat.

“Dibandingkan dengan program lain untuk mengatasi kemiskinan, ternyata subsidi LPG dan BBM relatif tidak tepat sasaran. Kecuali listrik,” tutur Suprayoga dalam diskusi bersama Indef, Rabu (8/3).

Sementara itu, kelompok bansos seperti PKH, bantuan berupa uang tunai, dan Bantuan Pangan Non Tunai cenderung lebih berdampak pada pengurangan ketimpangan. Termasuk bantuan produktif usaha (BPUM) juga cenderung tepat sasaran dan berdampak pada ketimpangan.

Baca Juga: Bantuan Subsidi LPG Secara Langsung ke Penerima Manfaat Dinilai Lebih Tepat Sasaran

Adapun Dia juga menyampaikan, hanya 33,1% subsidi energi yang dinikmati oleh keluarga miskin. Sisanya, subsidi energi termasuk untuk LPG dan BBM, lebih banyak dinikmati keluarga kaya.

Padahal menurutnya, pemerintah sudah menggelontorkan dana sebesar Rp 390 triliun dengan alokasi sebesar 42% untuk subsidi energi. Angka itu didapat berdasarkan data dari BPS yang diolah TNP2K pada tahun 2021.

Lebih lanjut, Suprayoga mengatakan, saat ini masyarakat saat ini lebih banyak membutuhkan penerimaan dalam bentuk bantuan kebutuhan pokok. Untuk itu, penyaluran subsidi kurang berdampak untuk mengurangi kemiskinan ekstrem.

“Sementara bantuan seperti Program Keluarga Harapan (PKH) atau Kartu Indonesia Pintar lebih berdampak mengurangi kemiskinan,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×