kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.894.000   23.000   1,23%
  • USD/IDR 16.404   -16,00   -0,10%
  • IDX 7.122   27,22   0,38%
  • KOMPAS100 1.037   7,07   0,69%
  • LQ45 809   6,43   0,80%
  • ISSI 223   0,25   0,11%
  • IDX30 422   2,89   0,69%
  • IDXHIDIV20 503   0,99   0,20%
  • IDX80 117   0,81   0,70%
  • IDXV30 119   -0,27   -0,23%
  • IDXQ30 138   0,60   0,44%

Studi terbaru: Risiko Bell's Palsy meningkat pasca mendapat vaksin Sinovac


Rabu, 18 Agustus 2021 / 13:05 WIB
Studi terbaru: Risiko Bell's Palsy meningkat pasca mendapat vaksin Sinovac

Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - Risiko Bell's Palsy, sejenis kelumpuhan wajah, lebih tinggi setelah mendapat suntikan vaksin COVID-19 buatan Sinovac Biotech, menurut sebuah penelitian yang terbit di jurnal The Lancet Infectious Diseases.

"Efek yang menguntungkan dan protektif dari vaksin COVID-19 (dari virus) yang tidak aktif jauh lebih besar daripada risiko efek samping yang umumnya sembuh sendiri ini," sebut penelitian itu, seperti dikutip Reuters.

Studi ini melibatkan 28 kasus Bell's Palsy yang dikonfirmasi secara klinis setelah suntikan vaksin Sinovac dilaporkan di antara hampir 452.000 orang yang menerima dosis pertama. 

Dan, 16 kasus Bell's Palsy pasca suntikan vaksin buatan Pfizer-BioNtech terdeteksi dari lebih dari 537.000 orang yang menerima dosis pertama.

"Temuan kami menunjukkan peningkatan risiko Bell's palsy secara keseluruhan setelah vaksinasi CoronaVac (vaksin buatan Sinovac)," menurut penelitian tersebut.

Baca Juga: Sinovac: Dosis ketiga vaksin meningkatkan antibodi secara signifikan dalam seminggu

Penelitian yang dilakukan di Hong Kong menilai risiko efek samping dalam 42 hari setelah vaksinasi. Hanya, mekanisme Bell's Palsy pada pasien setelah vaksinasi tidak jelas, penelitian itu mengakui, dan menyerukan studi lebih lanjut.

"Bell's Palsy setelah vaksinasi jarang terjadi, dan sebagian besar gejalanya ringan dan membaik dengan sendirinya," kata perwakilan Sinovac Liu Peicheng dalam tanggapan tertulis kepada Reuters.

Liu mengatakan, Sinovac belum mendeteksi risiko Bell's Palsy dalam analisis data dari otoritas pengendalian penyakit China, Pusat Pemantauan Uppsala dari Organisasi Kesehatan Dunia, atau database unitnya untuk efek samping setelah vaksinasi.

"Menurut data saat ini, manfaat dan perlindungan CoronaVac jauh lebih besar dari risiko yang mungkin terjadi," ujar Liu. "Masyarakat harus divaksinasi penuh tepat waktu dengan CoronaVac untuk mencegah infeksi COVID-19 dan memblokir penularan virus".

Selanjutnya: Vaksin mampu menurunkan risiko terinfeksi COVID-19, tetap laksanakan 3M

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

×