kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.405.000   -9.000   -0,64%
  • USD/IDR 15.370
  • IDX 7.722   40,80   0,53%
  • KOMPAS100 1.176   5,28   0,45%
  • LQ45 950   6,41   0,68%
  • ISSI 225   0,01   0,00%
  • IDX30 481   2,75   0,57%
  • IDXHIDIV20 584   2,72   0,47%
  • IDX80 133   0,62   0,47%
  • IDXV30 138   -1,18   -0,84%
  • IDXQ30 161   0,48   0,30%

Soal Proposal Perdamaian Ukraina dari China, Rusia: Prosesnya Panjang & Intens


Selasa, 28 Februari 2023 / 11:02 WIB
Soal Proposal Perdamaian Ukraina dari China, Rusia: Prosesnya Panjang & Intens
ILUSTRASI. China beberapa waktu lalu mengajukan proposal untuk perdamaian di Ukraina kepada Rusia. Radio Free Europe/Radio Liberty/Serhii Nuzhnenko via REUTERS

Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - MOSKOW. China beberapa waktu lalu mengajukan proposal untuk perdamaian di Ukraina kepada Rusia. Apa tanggapan Rusia mengenai hal tersebut? 

Melansir Reuters, pada Senin (27/2/2023), Kremlin mengatakan bahwa proposal perdamaian di Ukraina yang diajukan China mendesak kedua belah pihak untuk menyetujui de-eskalasi bertahap. Proposal tersebut juga memperingatkan agar penggunaan senjata nuklir harus dianalisis secara rinci, dengan mempertimbangkan kepentingan semua pihak. 

China, yang mendeklarasikan aliansi "tanpa batas" dengan Rusia tak lama sebelum Moskow mengirim puluhan ribu tentara ke Ukraina setahun lalu, menyerukan gencatan senjata komprehensif di Ukraina pada Jumat (24/2/2023). 

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, inisiatif semacam itu yang mungkin membawa perdamaian antara kedua pihak bertikai, patut mendapat perhatian.

"Kami sangat memperhatikan dengan seksama proposal perdamaian teman-teman China kami," kata Peskov kepada wartawan, Senin. 

Baca Juga: Rusia Sebut Pengiriman Senjata ke Ukraina Hambat Upaya Negosiasi

Dia menambahkan, "Tentu saja, detailnya perlu dianalisis dengan seksama dan mempertimbangkan kepentingan semua pihak yang berbeda. Ini adalah proses yang sangat panjang dan intens."

Peskov mengatakan, Rusia terus menuntut apa yang disebutnya "operasi militer khusus" di Ukraina, dan untuk saat ini tidak melihat tanda-tanda yang menunjukkan resolusi damai dapat dicapai.

Peskov menolak mengomentari laporan media AS bahwa China sedang mempertimbangkan untuk mentransfer drone ke Rusia.

Baca Juga: Rusia Memperbesar Pemangkasan Ekspor, Harga Minyak Naik Tipis

Sebelumnya, Beijing telah menolak untuk mengutuk tindakan agresi Rusia di Ukraina. Demikian pula pada pertemuan akhir pekan Kelompok Dua Puluh (G20) ekonomi utama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mudah Menagih Hutang Penyusunan Perjanjian & Pengikatan Jaminan Kredit serta Implikasi Positifnya terhadap Penanganan Kredit / Piutang Macet

×