kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Skrining untuk deteksi kanker pankreas, perusahaan Jepang ini gunakan cacing


Rabu, 17 November 2021 / 14:03 WIB
Skrining untuk deteksi kanker pankreas, perusahaan Jepang ini gunakan cacing
ILUSTRASI. Skrining untuk deteksi kanker pankreas, perusahaan Jepang ini gunakan cacing.

Sumber: Channel News Asia | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Sebuah perusahaan biotceh Jepang melakukan pengembangan skrining menggunakan cacing kecil untuk mendeteksi tanda-tanda awal kanker pankreas dalam urin. 

Para ilmuwan telah lama mengetahui bahwa cairan tubuh pasien kanker berbau berbeda dengan orang sehat, dengan anjing dilatih untuk mendeteksi penyakit dalam sampel napas atau urin.

Tetapi, Hirotsu Bio Science memodifikasi secara genetik sejenis cacing yang disebut C elegans, panjangnya sekitar 1 mm dengan indra penciuman yang tajam, untuk bereaksi terhadap urin penderita kanker pankreas, yang sangat sulit dideteksi sejak dini.

"Ini adalah kemajuan teknologi yang besar," kata CEO Hirotsu Bio Science Takaaki Hirotsu, mantan akademisi yang mempelajari cacing kecil yang dikenal sebagai nematoda, kepada AFP, Selasa (16/11), seperti dikutip Channel News Asia.

Baca Juga: 3 Makanan ini harus Anda hindari, bisa cegah kanker prostat

Perusahaan yang berbasis di Tokyo itu telah menggunakan cacing untuk mendeteksi kanker dalam skrining, meskipun tanpa menentukan jenisnya.

Tes baru ini tidak bertujuan untuk mendiagnosis kanker pankreas, tetapi bisa membantu meningkatkan skrining rutin karena sampel urin dapat dikumpulkan di rumah tanpa perlu mengunjungi rumah sakit, Hirotsu mengatakan.

Dan, jika cacing tersebut membunyikan alarm, pasien akan dirujuk ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Ini adalah game changer 

Hirotsu berharap, skring tersebut bisa membantu meningkatkan tingkat deteksi kanker di Jepang, yang seperti di banyak negara telah mengalami penurunan tingkat skrining selama pandemi karena orang menghindari kunjungan medis.

Baca Juga: Kenali, ini penyebab gula darah rendah dan gula darah tinggi

Bahkan sebelum pandemi, pasien di Jepang muncul untuk pemeriksaan kanker lebih jarang dibanding orang-orang di negara maju, menurut data OECD.

"Ini adalah game changer (pengubah permainan). Orang perlu mengubah cara mereka berpikir tentang skrining kanker," kata Eric di Luccio, Head of Research Centre Hirotsu Bio Science.

Hirotsu Bio Science dan Universitas Osaka memerinci kemampuan C elegans mendeteksi kanker dalam studi bersama yang diterbitkan awal tahun ini di jurnal peer-review Oncotarget.

Dalam tes terpisah yang Hirotsu Bio Science lakukan, cacing dengan benar mengidentifikasi semua sampel urin yang berjumlah 22 dari pasien kanker pankreas, termasuk orang-orang dengan stadium awal penyakit itu.

Selanjutnya: Mulai ringan hingga berat, ini gejala gula darah rendah yang harus Anda waspadai

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×