kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

SKK Migas minta KKKS lakukan optimasi biaya berkelanjutan, ini alasannya


Selasa, 08 Desember 2020 / 07:00 WIB
SKK Migas minta KKKS lakukan optimasi biaya berkelanjutan, ini alasannya

Reporter: Filemon Agung | Editor: Yudho Winarto

Dengan lapangan mature yang telah berproduksi lebih dari 45 tahun membuat biaya produksi PHM cenderung meningkat. “Kami dituntut untuk efisien agar operasi dapat berkelanjutan,” katanya.

Ia menjelaskan, pada tahun 2018, belanja operasional (operating expenditure/Opex) PHM mencapai US$ 1,115 miliar. Angka ini meningkat pada tahun 2019 menjadi US$ 1,144 miliar. “Opex meningkat sementara produksi menurun,” katanya.

Hal ini kemudian berdampak pada biaya per barel naik dari US$ 17,9 per barel pada 2018, menjadi US$ 22,9 per barel. Untuk itu, di tahun ini, PHM melakukan optimasi biaya hingga 34%. Opex diproyeksikan sebesar US$ 750 juta. Biaya per barel pun turun menjadi US$ 17,9 per barel.

Baca Juga: SKK Migas sambut positif rencana Pertamina mencari mitra guna mengelola blok migas

"Optimasi biaya ini diperoleh dari optimasi pengeboran, konstruksi, asuransi fasilitas dan sumur, rantai suplai, hingga digitalisasi. Hal ini dicapai tanpa mengorbankan integritas operasi,” kata Agus.

Head of Upstream Finance & Risk, Petronas, Norliwati Abdul Wahab menjelaskan ada tiga hal yang dapat dilakukan dalam melakukan optimasi biaya. Pertama, mulai mempertimbangkan aspek margin dan hal-hal yang mendorong tercapainya margin.

Sebagai perusahaan migas yang juga menjadi operator, aspek yang paling diperhatikan adalah biaya yang dapat dikembalikan (cost recoverable).

Dikategorikan biaya yang dapat dikembalikan dan biaya yang tidak dapat dikembalikan, serta yang masuk ke dalam peningkatan biaya yang akan meningkatkan produksi. Dalam kondisi pembatasan modal, perusahaan harus memprioritaskan alokasi modal.

“Implementasi ini sangat penting, tidak hanya dari segi portofolio perusahaan, tetapi dari segi aset dan lapangan,” katanya.

Kedua, dalam hal telaah biaya. Data finansial lebih banyak disajikan untuk kebutuhan laporan keuangan rutin, bukan didesain untuk menjadi dasar pertimbangan dalam pengambilan langkah strategis terkait bisnis.

Untuk itu, transparansi biaya maupun faktor-faktor pendorong munculnya biaya perlu disajikan secara gamblang. Identifikasi faktor-faktor pendorong munculnya biaya penting agar perusahaan bisa mengambil keputusan yang tepat.



TERBARU

×