Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .
Tercatat, realisasi proyek hulu migas yang telah onstream sebanyak 7 proyek atau 58,3% dari target. Asal tahu saja, untuk tahun ini ditargetkan ada 12 proyek hulu migas yang dapat onstream alias beroperasi.
Investasi pada ketujuh proyek tersebut sebesar US$ 1,457 miliar atau setara Rp 21,12 triliun dan memberikan tambahan produksi minyak sebesar 9.850 Barrel Oil Per Day (BOPD) dan gas sebesar 474,5 Million Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD).
Tujuh proyek yang sudah onstream yakni EPF Belato2 Seleraya Merangin Dua, EOR Jirak Pertamina EP, KLD PHE ONWJ, Gas Supply to RU-V Pertamina Hulu Mahakam, West Pangkah Saka Indonesia Pangkah Ltd, Merakes Eni East Sepinggan dan North Area Jindi South Jambi Block B.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Asosiasi Perusahaan Migas Nasional (Aspermigas) Moshe Rizal mengungkapkan kondisi iklim hulu migas memang masih dalam ketidakpastian akibat pandemi covid-19.
Moshe mengungkapkan, dalam beberapa waktu terakhir memang terjadi fluktuasi harga minyak khususnya brent yang berada di atas US$ 70 per barel. Kendati demikian, kondisi ini turut menimbulkan pertanyaan akan sampai berapa lama kondisi ini bertahan.
Di tengah situasi tersebut, upaya pengembangan lapangan migas juga dinilai masih menemui tantangan. "Untuk kondisi lapangan yang sudah tua (situasi di hampir semua lapangan di Indonesia) tidak mudah, untuk menjaga tingkat produksi perlu well service & maintenance dan work over," kata Moshe kepada Kontan.co.id, Senin (12/7).
Sementara itu, demi meningkatkan produksi maupun menahan laju penurunan produksi maka dibutuhkan investasi teknologi tambahan seperti Enchanced Oil Recovery (EOR) serta pengeboran sumur pengembangan baru. "Dengan kondisi global yang tidak menentu saat ini investor atau KKKS masih menahan diri," pungkas Moshe.
Selanjutnya: SKK Migas percepat perizinan demi kejar investasi hulu US$ 200 miliar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News