kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Simak prediksi bankir soal laju pertumbuhan kredit pada semester kedua


Sabtu, 24 Juli 2021 / 06:45 WIB
Simak prediksi bankir soal laju pertumbuhan kredit pada semester kedua

Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gelombang kedua kasus Covid-19 yang memaksa pemerintah menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) pada bulan Juli berdampak pada penyaluran kredit perbankan. Bank Indonesia (BI) bahkan memprediksi pertumbuhan kredit di kuartal III 2021 akan lebih rendah dari proyeksi sebelumnya.

Sementara hingga Juni, kredit perbankan baru tumbuh 0,59% secara year on year (YoY). Itu sebabnya, BI telah memangkas proyeksi kredit tahun ini menjadi 4%-6% dari sebelumnya 5%-7%

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) salah satunya yang mengakui dampak PPKM terhadap penyaluran kredit. Pasalnya, pembatasan tersebut membuat aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat terganggu. 

Baca Juga: Mulai Agustus, pemerintah akan gandeng fintech untuk salurkan bansos

Meskipun begitu, Aestika Oryza Gunarto Sekretaris Perusahaan BRI mengatakan, pihaknya tetap optimis pertumbuhan kredit masih bisa membaik hingga akhir tahun. Sehingga target kredit sebesar 7% yang dipatok sebelumnya masih belum direvisi. 

Hanya saja, peluang perseroan untuk merevisi target masih terbuka dengan mempertimbangkan kondisi yang ada. "Namun BRI masih membuka peluang untuk revise up dan revise down atas RBB," ujarnya pada Kontan.co.id, Jumat (23/7).

PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) optimis bisa mencatatkan kredit tumbuh 7% tahun ini karena sektor kredit kepemilikan rumah (KPR) masih tangguh.  Per Juni 2021, KPR di BTN tumbuh sebesar 5,9%. Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara Haru Koesmahargyo mengatakan, ini menggambarkan bahwa sektor perumahan, terutama yang menengah ke bawah masih cukup tinggi karena demand yang belum sepenuhnya bisa terpenuhi. 

Stimulus yang diberikan pemerintah dan regulator dinilai menjadi salah satu faktor pendorong masih tangguhnya sektor properti saat ini. Dengan adanya PPKM, BTN berupaya melakukan inovasi untuk bisa memenuhi kebutuhan akan hunian di tengah keterbatasan aktivitas sosial. "Perbankan harus optimis untuk melihat sektor properti ke depannya," ujarnya baru-baru ini.

Baca Juga: KPR Bank CIMB Niaga mengalami pertumbuhan 7% pada semester I 2021

Sementara Bank Sumut memilih untuk merevisi turun target kredit tahun ini karena kondisi pandemi Covid-19 yang masih belum berakhir. Target diturunkan dari 6,5% menjadi 4%.

Syahdan Siregar Sekretaris Perusahaan Bank Sumut mengungkapkan, Per Juni 2021, Bank Sumut mencatatkan kredit tumbuh sebesar 2,96% YoY menjadi  Rp 24,2 triliun. Hingga akhir tahun diproyeksi bisa mencapai Rp 5,1 triliun.  Hanya saja, dia tidak menjabarkan proyeksi kredit di kuartal III apakah akan membaik atau justru turun dari kuartal II akibat PPKM. 

Untuk bisa tetap mencatatkan pertumbuhan sampai akhir tahun, Bank Sumut melakukan strategi dengan fokus pada penyaluran kredit kredit program pemerintah dan kredit yang menjadi core bisnis seperti KMG. 

"Selain itu Bank Sumut juga melakukan ekspansi penyaluran kredit dengan mengutamakan debitur existing namun tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian," kata Syahdan. 

Bank Sumsel Babel (BSB) akan berjuang untuk bisa tumbuh minimal 8% pada kuartal III ini atau lebih baik dari kuartal II. Antonius Prabowo Direktur Bank Sumsel Babel mengatakan, proyeksi pertumbuhan tersebut akan 

didukung oleh kredit-kredit konstruksi yang sudah mulai dilaksanakan oleh kota/kabupaten dan kredit konsumsi yang tetap menjadi fokus perseroan. 

Adapun pada kuartal II, kata Antonius, pertumbuhan kredit BSB masih relatif berat meskipun sudah tumbuh sekitar 5%. 

Selanjutnya: Kredit masih stabil, ini jurus Bank Central Asia (BBCA) mempertahankan kinerjanya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

×