Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Yudho Winarto
Bahkan di semester II-2021, Menkeu meramal tekanan Covid-19 akan semakin terlihat terhadap penerimaan utama negara tersebut. Pasalnya pemerintah mulai memberlakukan PPKM darurat untuk menekan laju penyebaran varian delta sejak 3 Juli 2021 hingga saat ini.
“Juli-Agustus ini mungkin akan terpukul varian delta dan sebabkan penerimaan pajak akan terefleksikan,” kata dia.
Sementara itu, Menkeu mengatakan penerimaan pajak untuk beberapa sektor yang mulai cepat pulih dan ada sektor yang pulihnya terlambat selama pandemi virus corona. Untuk sektor manufaktur dan perdagangan begitu kegiatan ekonomi pulih maka kinerjanya akan terus membaik.
Dengan capaian sepanjang semester I-2021 penerimaan pajak pada sektor industri pengolahaan tumbuh positif 5,7% yoy, sedangkan perdagangan tumbuh 11,4% yoy. Kendati begitu, ia tak menampik bahwa sektor perdagangan sangat sensitif terhadap varian delta.
“Jadi kalau dilihat kami melihat yang pulih cukup cepat, industri manufaktur perdagangan dan informasi komunikasi harusnya transpor dan pergudangan namun mereka sangat volatile tergantung dari Covid-19 yang sekarang ini mungkin masih menyebabkan pertumbuhan dan pemulihan menjadi tertahan,” jelas Menkeu.
Baca Juga: Ini yang membuat pengamat pajak CITA pesimistis target PPN 2022 bisa tercapai
Sementara untuk sektor konstruksi dinilainya belum pulih sejak semester I-2021 sebab masih kontraksi 16% yoy padahal tahun lalu kontraksi 11,4%. Begitu pula untuk sektor jasa keuangan masih relatif mengalami tekanan pada Januari-Juni 2021 yang minus 3,9% yoy.
Di sisi lain, untuk sektor informasi dan komunikasi justru meningkat selama pandemi dengan setoran pajak per semester I-2021 tumbuh 15,8% yoy. “Untuk penerimaan pajak (semester I-2021) informasi dan komunikasi yang mengalami booming,” kata Menkeu.
Lalu, penerimaan pajak pada sektor transportasi dan pergudangan di semester I-2021 sangat terpengaruh adanya varian delta dengan realisasi yang minus 1,1% yoy. Terakhir, sektor pertambangan di periode sama minus 8,1% secara tahunan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News