kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Setelah pandemi mulai pulih, perusahaan Eropa akan berinvestasi lebih banyak di China


Rabu, 09 Juni 2021 / 07:35 WIB
Setelah pandemi mulai pulih, perusahaan Eropa akan berinvestasi lebih banyak di China

Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan Eropa meningkatkan investasi di China dan menggerakkan rantai pasokan ke darat setelah pemulihan cepat dari pandemi tahun lalu menjadikan China menjadi sumber pertumbuhan dan keuntungan yang lebih penting.

Dilansir dari Bloomberg, menurut survei tahunan oleh Kamar Dagang Eropa yang dirilis Selasa, hampir 60% perusahaan Eropa berencana untuk memperluas operasi China mereka pada tahun 2021, naik 51% dari tahun lalu, 

Sekitar setengah dari 585 responden melaporkan margin laba di China lebih tinggi dari rata-rata global mereka, melonjak dari 38% yang tercatat pada tahun sebelumnya. “Ketahanan pasar China memberikan perlindungan yang sangat dibutuhkan bagi perusahaan-perusahaan Eropa di tengah badai pandemi Covid-19,” kata laporan survei tersebut. 

Baca Juga: WHO tidak dapat memaksa China memberikan lebih banyak info tentang asal-usul COVID-19

Pembatasan cepat China terhadap virus dan keberhasilan menaikkan kembali ekonominya yang sukses awal tahun lalu menjadikannya pendorong pertumbuhan global utama pada tahun 2020, memberikan penyelamat bagi perusahaan-perusahaan Eropa dari raksasa mewah Prancis LVMH SE hingga pembuat mobil Jerman BMW AG.

Sebanyak 73% responden survei melaporkan laba tahun lalu, dengan 14% lainnya mencapai titik impas. Itu hampir sama dengan tahun-tahun sebelumnya meskipun ada pandemi, menunjukkan seberapa cepat pasar domestik bangkit kembali. Sekitar 68% responden survei optimis dengan prospek bisnis di sektor mereka selama dua tahun ke depan, naik dari 48% tahun lalu.

Menurut laporan kamar dagang, bisnis juga berkembang di China untuk lebih memisahkan kegiatan mereka di negara itu dari seluruh dunia, untuk menghindari gangguan rantai pasokan karena ketegangan geopolitik.



TERBARU

×