Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Realisasi investasi subsektor Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) pada kuartal I 2022 mencapai US$ 0,4 miliar.
Direktur Jenderal EBTKE Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengungkapkan, raihan investasi selama tiga bulan pertama tahun ini setara 10% dari target sebesar US$ 3,98 miliar.
"Capaian tersebut bersumber dari investasi untuk pengembangan aneka EBT sebesar US$ 0,29 miliar, panas bumi sebesar US$ 0,1 miliar serta bioenergi sebesar US$ 0,01 miliar," kata Dadan kepada Kontan, Kamis (19/5).
Dadan menjelaskan, capaian investasi akan terus meningkat seiring dengan pembangunan proyek Pembangkit Listrik Tenaga EBT ke depannya. Untuk tahun ini, kapasitas pembangkit EBT ditargetkan bertambah 920 MW. Sepanjang kuartal I 2022, tambahan kapasitas EBT mencapai 38 MW. Penambahan ini membuat total kapasitas terpasang EBT mencapai 11.569 MW.
Baca Juga: Genjot Investasi EBTKE, Regulasi Pendukung Diharapkan Segera Rampung
Dadan menambahkan, pengembangan EBTKE pada tahun ini dihadapkan pada tantangan kondisi over supply yang terjadi untuk sistem ketenagalistrikan. "Khususnya wilayah Jamali dan Sumatera sejak pandemi covid-19 yang mengakibatkan mundurnya pelaksanaan proyek," jelas Dadan.
Tantangan lainnya yakni masih adanya resistensi masyarakat dalam pengembangan panas bumi serta masih rendahnya ketertarikan perbankan nasional untuk berinvestasi pada bidang EBT. Umumnya, investasi sektor EBT dianggap memiliki risiko tinggi.
Dadan memastikan, Direktorat Jenderal EBTKE telah dan terus mengupayakan monitoring serta fasilitasi untuk debottlenecking pembangunan proyek EBT. Selain itu, pemerintah juga berupaya mengembangkan skema bisnis yang menarik bagi investor misalnya Penugasan Survei Pendahuluan dan Eksplorasi (PSPE) panas bumi.
Dengan kondisi yang ada, Dadan menjelaskan pihaknya berharap target investasi untuk tahun ini masih dapat tercapai. Salah satu faktor pendorong yakni mulai pulihnya kegiatan perekonomian serta kebutuhan listrik yang juga terus meningkat.
Baca Juga: Reformasi Subsidi Energi Dilakukan untuk Memastikan Subsidi Bakal Tepat Sasaran
Dadan mengungkapkan, ada sejumlah proyek yang tengah diupayakan demi mencapai target panas bumi. Dari sektor panas bumi diantaranya kegiatan eksplorasi dan pengeboran sumur pada lapangan Panas Bumi Dieng (Jawa Tengah), Patuha (Jawa Barat), Hu'u Daha (Nusa Tenggara Barat), Klabat Wineru (Sulawesi Utara), Sorik Marapi (Sumatera Utara).
Dadan memastikan dampak pandemi covid-19 dalam dua tahun terakhir berimbas pada penyesuaian pelaksanaan kegiatan proyek PLT EBT. Meski demikian, sejumlah upaya tetap dilakukan demi mendorong investasi.
"Peningkatan kelayakan proyek EBT dengan pemberian insentif fiskal dan non fiskal; kondisi sosial masyarakat yang kondusif dalam pembangunan proyek EBT; penyederhanaan tata kelola dan kemudahan perizinan; dan tersedianya akses pendanaan," pungkas Dadan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News