Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Tendi Mahadi
Frengky menjelaskan, dengan melihat kondisi pasar finansial global, khususnya tren kenaikan suku bunga The Fed ke 5,5%, hal ini sangat berdampak pada market obligasi.
Hal ini juga disebut Frengky memiliki pengaruh signifikan atas strategi wealth management perseroan dimana menjadi peluang bagi BTN untuk shifting overweight kembali di produk obligasi sekunder, dikarenakan bond yield 10 tahun kembali tinggi.
"Dimana justru sebaliknya sebagai gambaran pada periode 1-2 bulan lalu strategi kami slightly underweight di obligasi dikarenakan yield sedang rendah," katanya.
Di sisi lain, dalam memacu bisnis wealth management, bank BTN memberikan daily update mengenai equity, bond, forex market view, dan edukasi kepada nasabah mengenai kondisi pasar finansial. Selain itu, didukung oleh fungsi advisory dari priority banking manager dan ditambah dengan platform PLUS sebagai platform layanan retaining nasabah prioritas.
Adapun PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) terus melakukan akselerasi bisnis wealth management-nya. Itu tercermin dari pertumbuhan dana kelolaan atau AUM mencapai 20,42% secara tahunan (YoY). Hal tersebut sejalan dengan peningkatan jumlah nasabah mencapai sebesar 19,84% YoY di periode sama.
Direktur Bisnis Konsumer BRI Handayani bilang selama ini pihaknya senantiasa memperkuat strategi dan mengedukasi terkait pentingnya pengelolaan keuangan kepada seluruh lapisan masyarakat. Alhasil, peningkatan minat masyarakat dalam investasi telah mengantarkan pertumbuhan kinerja wealth management.
Dalam mengoptimalisasi energi di BRI Group, Handayani menyebut BRI terus melakukan kolaborasi dengan anak perusahaan terkait layanan wealth management. Tak hanya itu, BRI juga meningkatkan kapabilitas karyawannya melalui akselerasi sertifikasi bidang pengelolaan keuangan secara masif.
“BRI optimistis bisnis wealth management mempunyai prospek yang baik dan akan terus tumbuh di masa mendatang,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News