kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Sejumlah bank besar terus meningkatkan kontribusinya dalam penyaluran kredit KUB


Jumat, 16 April 2021 / 08:35 WIB
Sejumlah bank besar terus meningkatkan kontribusinya dalam penyaluran kredit KUB

Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah bank besar terus meningkatkan kontribusinya dalam melakukan penyaluran kredit di proyek atau kegiatan Usaha Berkelanjutan (KUB). Ini diharapkan bisa menciptakan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan ke depan. 

PT Bank Mandiri Tbk misalnya mencatatkan portofolio kredit di sektor usaha berkelanjutan proyek green maupun kegiatan berwawasan sosial sebesar Rp 94 triliun per Desember 2020. Itu setara 12% dari total kredit yang disalurkan perseroan. 

Rudi As Aturridha Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri mengatakan,  proyek yang masuk kategori green yang dibiayai perseroan diantaranya  proyek-proyek pembangunan PLTA dan PLTM, serta pembangunan bendungan. Sedangkan dalam kategori sosial, pembiayaan dilakukan kepada pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Baca Juga: BI: Nilai transaksi e-commerce Februari 2021 naik 45,28%

"Kedepannya, Bank Mandiri akan terus mendorong peningkatan pada pembiayaan-pembiayaan berkelanjutan dengan mengacu pada best practice dan ketentuan regulator seiring dengan perbaikan ekonomi dari dampak pandemi Covid-19," kata Rudi pada KONTAN, Kamis (15/4).

Untuk mendukung pembiayaan di sektor berkelanjutan, Bank Mandiri baru saja meraih dana sebesar US$ 300 juta melalui penerbitan perdana sustainability bond yang akan digunakan untuk membiayai atau membiayai kembali proyek-proyek berwawasan lingkungan (green) dan sosial. Obligasi tersebut memiliki tenor 5 tahun dengan kupon sebesar 2.00%. 

PT Bank Central Asia Tbk (BCA) juga terus mencatatkan peningkatan pembiayaan pada kegiatan usaha berkelanjutan (KUB). Per akhir Desember 2020, outstanding kredit sektor berkelanjutan itu mencapai Rp 127 triliun  atau setara 22,1% dari total kredit perseroan. Itu terdiri dari Rp 49,8 triliun pada usaha berkelanjutan non UMKM dan Rp 77,2 triliun UMKM.

"Pembiayaan KUB tahun 2021 ditargetkan meningkat sebesar 5,5% dibanding tahun lalu," kata Vera Eve Lim Direktur Keuangan BCA.

Vera bilang, BCA terus berkomitmen memberikan pembiayaan kepada debitur-debitur yang memenuhi kriteria 12 Kategori KUB, termasuk di dalamnya usah yang mendukung UMKM. Saat ini BCA sedang mengusung program Bangga Lokal yang bertujuan membantu UMKM serta membangun perekonomian Indonesia di tengah situasi pandemi COVID-19. 

Adapun proyek-proyek KUB yang sudah dibiayai BCA antara lain jalan tol, kelistrikan, kereta api, bandara dan pelabuhan eksekutif, serta air dan sanitasi.  Vera menambahkan, pihaknya selalu membuka peluang bagi organisasi yang ingin menjalin kerjasama khusus terkait pendanaan KUB.  BCA saat ini sedang mengkaji processing the credit guarantee dengan ASEAN Center for Energy (ACE) Energy Efficiency Financing Programme.

PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) juga terus berkomitmen menjalankan keuangan berkelanjutan dengan mendukung upaya mengurangi emisi gas rumah kaca dan pengelolaan isu-isu lingkungan, sosial, dan tata kelola (LST).

Mucharom Sekretaris Perusahaan BNI mengatakan, dalam merespon  perubahan iklim, BNI mendorong pembiayaan pada sektor atau kegiatan usaha berkelanjutan yang ramah lingkungan dan pengembangan portofolio produk yang akan mendukung penurunan emisi gas rumah kaca. "Sektor-sektor yang akan dibiayai dalam dua tahun ke depan diantaranya pengembangan energi terbarukan, kelapa sawit bersertifikasi ISPO dan RSPO, dan hutan sosial," katanya.

BNI telah menetapkan kebijakan berwawasan  isu Lingkungan, Sosial dan Tata kelola untuk  sektor KUB. Perseroan akan melakukan penyaluran kredit ke sektor energi terbarukan seperti pembangkit listrik tenaga surya, mini hidro, air dan biogas. Lalu usaha yang menjalankan efisiensi energi, kegiatan pencegahan dan pengendalian polusi, pengelolaan sumber daya alam Hayati dan penggunaan lahan berkelanjutan, pengelolaan air dan air limbah, serta kegiatan UMKM.

Mucharom mengatakan, pembiayaan hijau  di BNI terus menunjukkan peningkatan. Meskipun dihadapkan dengan pandemi, pembiayaan  perseroan di sektor energi terbarukan mampu tumbuh 34,4% sedangkan pembiayaan kegiatan UMKM tumbuh 8,14% di tahun 2020. Secara total, pembiayaan green BNI per September 2020 mencapai  Rp 139,148 triliun, meningkatkan dari Rp 132,46 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

"Ke depan, Kami menyakini  keunganan berkelanjutan dapat menjadi solusi di masa depan karena melibatkan semua aspek, yaitu people, profit, dan planet. Sehingga diharapkan dapat menciptakan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dengan menyelaraskan kepentingan ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup," pungkas Mucharom.

Selanjutnya: Begini upaya bank swasta menggarap bisnis kredit UMKM di tengah pandemi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

×