Reporter: Ferrika Sari | Editor: Tendi Mahadi
Untuk mempertebal modal inti, BTN berencana melakukan rights issue pada 2022. Sampai saat ini, perusahaan masih menunggu keputusan resmi dari pemegang saham dan belum mau mengungkapkan berapa dana yang dibidik. "Kalau rencana, pastinya kami ingin di 2022. Untuk (angka dananya) masih kita tunggu," terang Wakil Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu.
Sambil menunggu keputusan pemegang saham, Bank BTN akan terus fokus menyediakan pembiayaan perumahan di dalam negeri karena market Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di Indonesia, termasuk paling besar di kawasan Asean.
Di tengah ramainya perbankan menambah pemodalan, ternyata saham bank - bank tersebut memiliki prospek cerah. Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) menyebut, saham perbankan tersebut memiliki fundamental bagus seiring kinerja yang juga apik.
"Bank-bank tersebut juga sudah mulai masuk ke layanan digital sehingga dapat lebih efisien dalam kegiatan operasionalnya," jelas Kepala Divisi Konsultansi dan Asesmen LPPI Trioksa Siahaan.
Baca Juga: Lewat gelaran BSI OTO Show, BSI bidik salurkan pembiayaan otomotif senilai Rp 50 M
Ia memperkirakan, prospek saham tersebut berpotensi naik, jika pandemi Covid-19 bisa terkendali dan perekonomian membaik pada tahun depan. Untuk itu, ia merekomendasikan saham BSI dan BTPN untuk dikoleksi.
Sekedar informasi, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) resmi mengubah aturan pengelompokan bank dari Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) menjadi Kelompok Bank Berdasarkan Modal Inti (KBMI).
Hal tersebut diatur dalam POJK nomor 12 /POJK.03/2021 tentang Bank Umum yang dirilis pada Agustus 2021 lalu. Dalam aturan tersebut disebutkan bahwa pengelompokan KBMI dibagi atas empat kelompok.
KBMI 1 untuk bank dengan modal inti sampai dengan Rp 6 triliun. Kemudian KBMI 2 untuk bank dengan modal inti lebih dari Rp 6 triliun sampai dengan Rp 14 triliun. Selanjutnya, KBMI 3 adalah bank dengan modal inti sebesar Rp 14 triliun sampai dengan Rp 70 triliun. Sementara KBMI 4 adalah bank dengan modal inti lebih dari Rp 70 triliun.
Selanjutnya: Raih pernyataan efektif OJK, Bank Neo Commerce siap rights issue Rp 2,5 triliun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News