kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sejumlah bank berniat terus menggenjot penyaluran kredit UMKM


Senin, 05 Juli 2021 / 22:15 WIB
Sejumlah bank berniat terus menggenjot penyaluran kredit UMKM

Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyaluran kredit perbankan ke sektor UMKM masih rendah dibandingkan total portofolio kredit. Oleh sebab itu, Bank Indonesia (BI) berencana mengerek minimal penyaluran kredit ke sektor ini hingga 30% pada 2024.

Asisten Gubernur, Kepala Departemen Kebijakan Makroprudensial BI Juda Agung menyebut saat ini hanya sekitar 50% dari pelaku industri perbankan yang bisa menyalurkan minimal kredit 20% ke sektor UMKM. 

“Sebanyak 50%-nya lagi tidak bisa memenuhinya. Alasannya tidak memiliki keahlian di bidang UMKM. Ini kita buka, kalau tidak memiliki keahlian, bisa disalurkan dengan mitra yang ada,” papar Juda pekan lalu. 

Baca Juga: BCA catatkan kenaikan dana kelolaan wealth management sebesar dua digit

Juda merinci mitra yang sudah ada saat ini seperti fintech peer to peer lending, Permodalan Nasional Madani (PNM), Pegadaian, dan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI). Selain itu, mereka juga bisa melakukan pembelian surat berharga.

“Ini kita buka. Aturannya inshallah akhir Juli atau awal Agustus kita keluarkan. Namun pemberlakuannya dilakukan secara bertahap. Baru tahun depan rencananya, bank-bank yang tidak bisa penuhi rasio ini akan diberi teguran dan sanksi,” tambahnya.

Ia bilang pemenuhan penyaluran kredit ke UMKM akan dilakukan secara bertahap. Mulai dari 20%, 22,5% 25%, hingga 30% pada tahun 2024.

Sekretaris Perusahaan Bank Sumut Syahdan Siregar melihat prospek kredit UMKM masih cukup menjanjikan. Lantaran pemerintah juga terus gencar memperhatikan sektor UMKM untuk upaya pemulihan ekonomi  dari dampak pandemi.

Baca Juga: Waskita dan 14 kreditur telah restrukrisasi kredit investasi proyek Pejagang-Pemalang

“Kewajiban penyaluran kredit UMKM sebesar 30% tentunya dimaksudkan untuk menggerakkan perekonomian terutama sektor sektor produktif dan Bank akan mengikuti arahan pemerintah dalam hal ini. Upaya Bank Sumut untuk mengoptimalkan kredit ke sektor sektor UMKM diantaranya dengan menyalurkan kredit kredit program pemerintah seperti KUR dan dana PEN,” ujar Syahdan kepada KONTAN pada Senin (5/7).

Lajut ia, Bank Sumut tetap berhati-hati dan selektif menyalurkan kredit UMKM terutama kepada debitur debitur existing yang potensial. Bank Sumut mencatatkan total penyaluran kredit UMKM sebesar Rp 7,6 triliun dengan jumlah debitur 60.120 debitur per Mei 2021. 

Adapun Direktur BCA Vera Eve Lim mencermati faktor yang mendorong pertumbuhan kredit UMKM bergantung pola konsumsi masyarakat yang juga berdampak pada kebutuhan modal kerja. Di saat konsumsi masyarakat meningkat maka akan mendorong pertumbuhan penggunaan kredit. 

“Di sisi lain, kami juga menawarkan program-program kredit yang diberikan kepada debitur terpilih juga turut mendorong peningkatan kredit. Dukungan BCA terhadap UMKM Indonesia diimplementasikan dengan gerakan Bangga Lokal yang sejalan dengan program pemerintah yakni gerakan Bangga Buatan Indonesia.  BCA mencatatkan outstanding kredit UMKM sebesar Rp 76,5 triliun per Maret 2021,” jelasnya kepada KONTAN pada Senin (5/7).

Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia Sunarso mengaku saat ini penyaluran kredit ke sektor UMKM mencapai 80%. Ia menyebut bank akan tetap menyasar segmen ini dengan mencari sumber pertumbuhan baru utamanya di kredit mikro. 

Baca Juga: AXA Mandiri gelar program vaksinasi Covid-19 bagi karyawan

“Sehingga sumber pertumbuhanya pelaku usaha yang kecil-kecil ini harus naik kelas. Kita harus bisa layani yang lebih kecil, go smaller, go shorter, dan go faster. Jadi segmennya tidak hanya mikro, juga ultra mikro. Lantaran mereka tidak butuh pinjaman yang lama. Hal ini bisa dilakukan dengan digitalisasi yang akan memberikan efisiensi,” jelasnya kepada Kontan.co.id.

Ia merinci penyaluran kredit BRI ke sektor Mikro sekitar Rp 400 triliun, konsumer sudah Rp 200 triliun. Lalu kredit kecil Rp 200 triliun dan kredit menengah sekitar Rp 20 triliun. Sisanya kredit ke korporasi tidak sampai Rp 200 triliun.

Sedangkan BI melihat kredit kepada sektor UMKM dan kredit pemilikan rumah (KPR) mampu membantu perbaikan kontraksi kredit perbankan hingga Mei 2021. BI mencermati intermediasi perbankan menunjukkan perbaikan, seperti terlihat pada kontraksi yang menurun, tercatat sebesar -1,28% year on year (yoy) pada Mei 2021. 

Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono bilang perbaikan terjadi pada seluruh segmen kredit, terutama pada Kredit Konsumsi dan UMKM yang mulai tumbuh positif masing-masing sebesar 1,39% yoy dan 1,70% yoy. Selain itu, KPR yang tumbuh tinggi sebesar 6,61% yoy.

Selanjutnya: OJK cabut status tercatat belasan penyelenggara inovasi keuangan digital

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×