kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Secondary market rumah mewah terkontraksi, ini dampaknya ke bisnis properti


Jumat, 09 Juli 2021 / 06:30 WIB
Secondary market rumah mewah terkontraksi, ini dampaknya ke bisnis properti

Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tendi Mahadi

Tommy juga melihat adanya penurunan kinerja pasar sekunder properti kelas atas, apalagi setelah terdampak pandemi. Permintaan lebih banyak berasal dari investor yang bertransaksi untuk mengambil keuntungan, dengan mengambil margin dari properti yang harganya di bawah harga pasar.

Dari sisi pengembang, Wakil Direktur Utama PT Metropolitan Kentjana Tbk (MKPI) Jeffry Tanudjaja melihat kontraksi di secondary market rumah mewah tak lepas dari efek covid-19. Pasalnya, sejak pandemi melanda pada tahun lalu, banyak ekspatriat yang meninggalkan Indonesia atau pergi ke tempat lain.

Tak sedikit ekspatriat yang memiliki maupun menyewa rumah atau apartemen mewah. Faktor lainnya ialah para penjual yang membutuhkan dana tunai secara cepat. "Seandainya mau lebih cepat jualnya, mungkin mau lepas di bawah harga pasar. Tapi kalau tidak mendesak, pasti akan tahan harga. Karena kalau investasi rumah mewah biasanya disewakan sambil menunggu apresiasi harga," terang Jeffry.

Sebagai pengembang properti di kawasan Pondok Indah, Jeffry menyampaikan segmen penjualan rumah MKPI saat ini semakin terbatas. Dia bilang, sekitar 85% pendapatan MKPI kini disumangkan dari segmen recurring income, termasuk dari penyewaan.

Baca Juga: Adhi Karya (ADHI) bukukan kontrak baru Rp 6,7 triliun hingga semester I 2021

Menurut Jeffry, dengan situasi yang penuh ketidakpastian saat ini, kondisi bisnis tahun 2021 tak akan berbeda jauh dibanding 2020. "Masih berusaha untuk bisa bertahan. Minimal (mencapai kinerja) sama dengan tahun lalu," ungkapnya.

Di sisi lain, meski pasar properti kelas atas dan secondary market sedang terkontraksi, kondisi ini tidak otomatis berdampak terhadap segmen lainnya. PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) optimistis situasi tersebut tidak akan berdampak signifikan.

Direktur Metropolitan Land Olivia Surodjo menyampaikan, saat ini pihaknya sedang fokus untuk menggarap pasar menengah dan menengah-bawah. Penurunan harga hunian mewah tidak akan membuat konsumen langsung bergeser ke segmen tersebut.

"Kami fokus di rumah kelas menengah, jadi beda market. Kalau kelas atas yang luxury turun 5%-10% untuk secondary market, efek ke kami nggak terlalu besar," ungkap Olivia.

Selanjutnya: Ada koreksi, Indonesia Property Watch: Pasar sekunder properti di Jakarta masih aman

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×