kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Satgas: Vaksin Covid-19 di Indonesia bisa melindungi dari varian Delta


Rabu, 16 Juni 2021 / 11:21 WIB
Satgas: Vaksin Covid-19 di Indonesia bisa melindungi dari varian Delta

Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Vaksin virus corona yang kini dimiliki Indonesia memiliki tingkat efektivitas tinggi. Ini dapat diartikan, vaksin itu masih efektif untuk melindungi masyarakat dari varian virus Delta yang berasal dari India atau B.1.617.2. 

"Apakah vaksin yang ada di sini memiliki efektivitas yang masih tinggi atau tidak? Tentunya secara keseluruhan, sekarang masih memiliki," kata Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dalam konferensi pers yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (15/6/2021). 

Menurut Wiku, tingkat efektivitas vaksin Covid-19 yang dimiliki Indonesia melebihi 50%. Namun demikian, kata dia, pada prinsipnya setiap virus pasti akan mengalami mutasi dalam rangka mempertahankan diri. 

"Proses mutasi itu bisa berlangsung terus menerus apabila potensi penularannya masih tetap terjadi. Oleh karena itu, masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memastikan bahwa vaksin betul-betul bisa memberikan proteksi kolektif atau herd immunity bagi masyarakat," jelasnya. 

Baca Juga: Vaksinasi Covid-19 dosis pertama mendekati 21 juta orang hingga Selasa (15/6)

Wiku menambahkan, penelitian lebih lanjut harus terus dilakukan dan dimonitor, agar vaksin yang digunakan betul-betul efektif untuk melindungi masyarakat. 

Dalam kesempatan itu, dia memberikan konfirmasi bahwa varian virus B.1.617.2 kini cukup banyak ditemukan di berbagai daerah di Tanah Air, seperti Kudus dan Bangkalan. 

"Namun, proses whole genome sequencing atau surveilans untuk mengetahui sebaran varian virus belum dapat dilakukan di seluruh wilayah nusantara. Hal ini karena proses whole genome sequencing memerlukan sampel pasien Covid-19 dalam jumlah besar," paparnya. 

Baca Juga: Data Corona Indonesia, Selasa (15/6): Tambah 8.161, total ada 1.927.708 kasus positif

Namun dia meyakini, suatu saat nanti, dengan jumlah yang lebih banyak kita akan mengetahui atau bisa menelusuri dari mana virus itu berasal, mulai dari masuk sampai ke dalam suatu tempat tertentu. 

"Pada saat ini kita belum bisa menjelaskan tentang itu karena prosesnya masih panjang," tuturnya.

Strategi Satgas

Wiku juga menjelaskan, lonjakan kasus di berbagai daerah, membutuhkan penanganan yang tepat sasaran sehingga dapat dengan cepat dikendalikan. 

Dia bilang, sesuai dengan arahan Presiden, terdapat beberapa strategi yang dilakukan Satgas Covid-19 untuk menahan lonjakan kasus. 

Pertama, dengan melakukan pendekatan secara pentahelics, dengan menekankan prinsip 3K, yaitu Komunikasi, Koordinasi, dan Kolaborasi antara pemerintah dnegan Satgas di daerah, serta pemangku kepentingan lain. 

"Karena itu, penegakan protokol kesehatan, pembatasan mobilitas, dan pembatasan kegiatan akan terus ditingkatkan lewat operasi yustisi di berbagai daerah berzona merah," jelasnya seperti yang dilansir dari You Tube Sekretariat Presiden, Selasa (15/6/2021). 

Baca Juga: Kasus Covid-19 melonjak lagi, 6 langkah yang harus dilakukan jika positif corona

Kedua, Pemerintah juga akan meningkatkan jumlah testing dan tracing untuk menjaring masyarakat yang positif Covid-19. 

Ketiga, PPKM mikro juga akan terus diperketat, dengan mengoptimalkan peran posko di tingkat desa, atau kelurahan. 

Keempat, menyusun strategi pengendalian kasus. Kelima, memastikan ketersediaan fasilitas dan manajemen kasus dengan memanfaatkan fasilitas karantina terpusat.

"Satgas juga telah mengambil langkah lain sebagai bentuk antisipasi lonjakan kasus, yaitu turun ke lapangan menyalurkan bantuan dan melakukan perbaikan manajemen, perbaikan kasus bersama dengan TNI, Polri, dan pemerintah daerah setempat, ke beberapa daerah yang mengalami lonjakan kasus di antaranya adalah Jakarta, Kudus, Bangkalan, dan daerah lain di sekitarnya.  

#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun

Selanjutnya: Varian baru Delta paling mendominasi di Indonesia, kenali gejalanya!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×