kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Saraswanti Anugerah (SAMF) Bidik Penjualan Rp 2,4 Triliun pada 2022, Ini Strateginya


Jumat, 17 Desember 2021 / 08:15 WIB
Saraswanti Anugerah (SAMF) Bidik Penjualan Rp 2,4 Triliun pada 2022, Ini Strateginya

Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tendi Mahadi

Rincinya, pabrik di Mojokerto I di Jawa Timur dengan kapasitas 100.000 ton, Pabrik Mojokerto II (100.000 ton), Pabrik Medan I (80.000 ton), Pabrik Medan II (160.000 ton), dan Pabrik Sampit di Kalimantan Tengah dengan kapasitas 160.000 ton.

Saat ini, SAMF sedang menggelar ekspansi dengan menambah kapasitas 100.000 ton di Pabrik Mojokerto II. Dengan begitu, nantinya kapasitas pabrik SAMF bakal meningkat dari 600.000 ton menjadi 700.000 ton per tahun.

Penambahan kapasitas pabrik itu ditargetkan rampung pada akhir Q2-2022 sehingga bisa mulai beroperasi pada Q3-2022. Tambahan kapasitas pabrik itu juga sebagai strategi untuk menumbuhkan kinerja penjualan, sekaligus menggarap pasar Indonesia Timur yang terus bertumbuh.

Saat ini pangsa pasar SAMF di wilayah Indonesia Timur baru sekitar 10%. Yahya menargetkan akan meningkat menjadi 20% pada tahun depan. 

"Kami melihat pasar-pasar Indonesia Timur meningkat signifikan, karena pembangunan kebun di daerah Papua, Maluku, Sulawesi saat ini berkembang. Akibatnya, permintaan pupuk yang harus kami distribusikan dari Surabaya juga meningkat," jelasnya.

Untuk ekspansi pabrik tersebut, SAMF menganggarkan belanja modal (capex) sekitar Rp 105 miliar. Hingga saat ini, serapan capex sudah di level 30%-35%. "Sisanya itu akan direalisasikan di tahun depan, karena ini adalah kontinyu, mulai pemesanan mesin-mesin, pembangunan pondasi, gedung, dan penyiapan gudang bahan baku," terang Yahya.

Baca Juga: Indonesia Prima Property (OMRE) Melanjutkan Fokus Efisiensi di Tahun Depan

Yahya pun menjamin kesiapan SAMF mengamankan bahan baku untuk menjaga kesinambungan produksi dalam memenuhi permintaan konsumen. Pasalnya, untuk memproduksi pupuk NPK, sekitar 60% bisa dipenuhi dari dalam negeri, sedangkan 40% komponen lainnya dipenuhi lewat impor.

Yahya menjelaskan, untuk komponen penyusun N, bisa dipenuhi dari dalam negeri. Sedangkan untuk penyusun P, dibutuhkan impor bahan baku dari wilayah timur tengah seperti Mesir, Yordania, dan Maroko. Lalu untuk komponen K, biasanya dipenuhi dari wilayah Rusia, Belarusia, Uzbekistan, dan timur tengah.

"Saat ini di Asia Tenggara sudah mulai ditemukan deposit K, yaitu di Laos. Untuk mengamankan bahan baku, kami sudah memiliki MoU untuk memberikan jaminan supply sesuai kebutuhan sepanjang tahun," tegas Yahya.

Sebagai informasi, SAMF telah bekerjasama dengan salah satu distributor pupuk jenis KCL/MOP, Champa International Pte. Ltd, yang berkantor di Singapura, untuk pengamanan kebutuhan bahan baku sepanjang tahun 2022.

Pengamanan kebutuhan bahan baku KCL/MOP sebanyak 75.000 metrik ton diperuntukkan bagi salah satu anak usaha SAMF, yakni PT Anugerah Pupuk Makmur (APM). Bahan baku akan dikirim dari Laos lewat Vietnam ke lokasi pabrik APM yang berada di Sampit, Kalimantan Tengah. 

Dengan adanya penandatanganan kerjasama ini, Yahya Taufik berharap akan dapat mengamankan ketersediaan pengadaan bahan baku sepanjang tahun 2022. "Diharapkan SAMF dapat memenuhi permintaan pupuk yang berkualitas dan tepat waktu diterima oleh pelanggan," tutup Yahya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

×