kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Robot sosial dari Hong Kong bakal diproduksi massal, begini ceritanya


Selasa, 26 Januari 2021 / 11:34 WIB
Robot sosial dari Hong Kong bakal diproduksi massal, begini ceritanya
ILUSTRASI. Sejak diluncurkan pada 2016, Sophia - robot humanoid - menjadi viral. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/pras.

Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - HONG KONG. “Robot sosial seperti saya dapat merawat orang sakit atau lanjut usia,” kata robot Sophia saat dia melakukan tur ke labnya di Hong Kong. "Saya dapat membantu berkomunikasi, memberikan terapi, dan memberikan stimulasi sosial, bahkan dalam situasi sulit."

Reuters memberitakan, sejak diluncurkan pada 2016, Sophia - robot humanoid - menjadi viral. Sekarang perusahaan di belakangnya memiliki visi baru: memproduksi robot secara massal pada akhir tahun.

Hanson Robotics, yang berbasis di Hong Kong, mengatakan empat model, termasuk Sophia, akan mulai diluncurkan dari pabrik pada paruh pertama tahun 2021, tepat ketika para peneliti memperkirakan pandemi akan membuka peluang baru bagi industri robotika.

“Dunia Covid-19 akan membutuhkan lebih banyak otomatisasi untuk menjaga keamanan orang,” kata pendiri dan kepala eksekutif David Hanson kepada Reuters, saat berdiri dikelilingi oleh kepala robot di labnya.

Baca Juga: Inilah skill pekerja yang paling banyak dibutuhkan di masa depan

Hanson percaya solusi robotik untuk pandemi tidak terbatas pada perawatan kesehatan, tetapi juga dapat membantu pelanggan di industri seperti ritel dan maskapai penerbangan.

“Robot Sophia dan Hanson unik karena sangat mirip dengan manusia. Itu bisa sangat berguna selama masa-masa ketika orang-orang sangat kesepian dan terisolasi secara sosial,” jelasnya.

Baca Juga: 23 Juta jenis pekerjaan di Indonesia bakal digantikan robot

Hanson mengatakan dia menargetkan untuk menjual "ribuan" robot pada tahun 2021, baik besar maupun kecil, tanpa memberikan angka tertentu.

Profesor robotika sosial Johan Hoorn, yang penelitiannya mencakup penelitian dengan Sophia, mengatakan bahwa meskipun teknologinya masih dalam tahap awal, pandemi dapat mempercepat hubungan antara manusia dan robot.

“Saya dapat menyimpulkan pandemi sebenarnya akan membantu kita mendapatkan robot lebih awal di pasar karena orang mulai menyadari bahwa tidak ada cara lain,” kata Hoorn, dari Universitas Politeknik Hong Kong.

Hanson Robotics meluncurkan robot tahun ini bernama Grace, yang dikembangkan untuk sektor perawatan kesehatan.

Produk dari pemain besar lainnya di industri juga membantu memerangi pandemi. Robot Pepper SoftBank Robotics dikerahkan untuk mendeteksi orang yang tidak memakai masker. Di China, perusahaan robotika CloudMinds membantu mendirikan rumah sakit lapangan yang dijalankan robot selama wabah virus corona di Wuhan.

Baca Juga: Siap-siap ganti profesi, ini 7 pekerjaan yang akan hilang di masa depan

Penggunaan robot sedang meningkat sebelum pandemi. Menurut sebuah laporan oleh Federasi Robotika Internasional, penjualan robot layanan profesional di seluruh dunia telah melonjak 32% menjadi US$ 11,2 miliar antara 2018 dan 2019.

Beberapa manusia mungkin waspada menempatkan robot dalam peran sensitif seperti itu. Ketika ditanya apakah orang harus takut pada robot, Sophia sudah siap menjawab.

"Seseorang berkata 'kita tidak perlu takut selain rasa takut itu sendiri'. Apa yang dia tahu?" kata robot itu. 

Selanjutnya: Perusahaan asal Jepang ciptakan robot pramuniaga, bisa dikendalikan dari jarak jauh

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×