Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
ISU DEDOLARISASI - Penulis Rich Dad Poor Dad Robert Kiyosaki mengatakan KTT BRICS mendatang dapat mempercepat de-dolarisasi.
Acara tahunan akan dimulai pada 22 Agustus 2023. Dan perwakilan dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan diharapkan hadir untuk membahas masalah ekonomi utama yang mempengaruhi blok tersebut.
Melansir Business Insider, selama KTT, Kiyosaki memprediksi, negara-negara BRICS kemungkinan akan meluncurkan mata uang perdagangan baru yang didukung oleh emas.
Meski demikian, seorang pejabat Afrika Selatan mengkonfirmasi kepada Reuters pekan lalu bahwa mata uang BRICS tidak akan masuk dalam agenda KTT kali ini. Demikian pula pernyataan dari pejabat tinggi India lainnya yang mengatakan tidak ada rencana untuk membahas terkait alternatif dolar AS saat ini.
"PERANG GANG: 22 Agustus 2023 sekitar 41 negara, bahkan mungkin Prancis hadir di Afrika Selatan untuk 'dedolarisasi' dunia. Proposal: negara-negara BRICS akan meluncurkan 'bric' uang mereka," demikian cuitan Kiyosaki pada Rabu (26/7/2023) lalu.
Kiyosaki mengatakan bahwa sebuah mata uang yang didukung emas akan bernilai US$ 3.000.
Baca Juga: Pebisnis Pemula, Coba Baca Saran Robert Kiyosaki untuk Memulai Bisnis yang Sukses
"Sampai jumpa dolar AS," tulisnya.
Harga emas diperdagangkan di bawah level US$ 2.000 per troy ons. Sementara itu, Presiden Prancis Emmanuel Macron telah menyatakan minatnya untuk menghadiri KTT tersebut, tetapi Kremlin mengatakan dia tidak akan diterima.
Kiyosaki telah menyuarakan "kematian" dolar AS beberapa kali di masa lalu, sebuah situasi yang dia yakini dapat mengirim inflasi "melampaui atap".
Sebelumnya, dia mendesak para pengikutnya untuk menyimpan kekayaan mereka dalam emas, perak, dan bitcoin karena kekuatan dolar memudar dari penggunaan perdagangan global dan cadangan bank sentral.
Tetapi para ahli mengatakan ketakutan akan de-dolarisasi secara luas salah tempat, dan dolar sepertinya tidak akan digantikan oleh mata uang saingannya dalam waktu dekat.
Greenback sejauh ini masih merupakan mata uang yang paling banyak digunakan dalam perdagangan, terhitung 88% dari semua transaksi mata uang, menurut data Bank of International Settlements.
Baca Juga: Robert Kiyosaki Berbagi Tips Kaya: Keraguan Menghambat Kesuksesan
Menurut data Dana Moneter Internasional, dolar juga merupakan aset yang paling banyak dipegang di antara bank sentral, dengan dolar menyumbang 55% dari semua cadangan devisa pada kuartal pertama 2023.
Kiyosaki dikenal sering menjadi peramal di Wall Street. Dia meramalkan pada tahun 2021 bahwa kehancuran pasar terburuk dalam sejarah dunia akan datang, dan baru-baru ini memprediksi depresi ekonomi dapat terjadi di AS, karena "terlalu banyak tanda" yang menunjukkan kehancuran saham yang parah.
Mungkinkah de-dolarisasi terjadi?
Mengutip artikel Reuters pada akhir Mei 2023 lalu, de-dolarisasi akan membutuhkan jaringan yang melibatkan eksportir, importir, pedagang mata uang, penerbit utang, dan pemberi pinjaman yang luas dan kompleks untuk secara mandiri memutuskan untuk menggunakan mata uang lain.
Namun, ini agak sulit. Pasalnya, di satu sisi, dolar digunakan hampir 90% transaksi valas global, mewakili sekitar US$ 6,6 triliun pada tahun 2022, menurut data BIS.
Selain itu, sekitar setengah dari semua utang luar negeri dalam dolar, dan setengah dari semua perdagangan global ditagih dalam dolar.
"Fungsi dolar semuanya saling memperkuat," kata Barry Eichengreen, profesor ekonomi dan ilmu politik Berkeley.
Baca Juga: Robert Kiyosaki: Pasar Saham Menukik & Ekonomi AS Bakal Jatuh
Dia menambahkan, "Tidak ada mekanisme untuk membuat bank, perusahaan, dan pemerintah mengubah perilaku mereka pada saat yang bersamaan."
Meskipun mungkin tidak ada satu pun penerus dolar, menjamurnya alternatif dapat menciptakan dunia multikutub.
Yu dari BNY Mellon mengatakan negara-negara menyadari bahwa satu atau dua blok aset cadangan yang dominan "tidak cukup terdiversifikasi."
Bank sentral global melihat lebih banyak jenis aset, termasuk utang perusahaan, aset berwujud seperti real estat, dan mata uang lainnya.
"Proses ini sedang berlangsung," kata Mark Tinker, direktur pelaksana Toscafund Hong Kong.
"Dolar akan digunakan lebih sedikit dalam sistem global."
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News