kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Rasisme di kapal perang Amerika Serikat yang melibatkan simbol kebencian


Rabu, 10 Februari 2021 / 20:14 WIB
Rasisme di kapal perang Amerika Serikat yang melibatkan simbol kebencian
ILUSTRASI. USS Donald Cook, salah satu kapal perusak Angkatan Laut AS dari kelas Arleigh Burke

Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) mengutuk dua insiden rasis baru yang melibatkan simbol kebencian di kapal perang, yang menurut sumber termasuk tali yang ditinggalkan di tempat tidur seorang pelaut kulit hitam.

Insiden, yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir, menggarisbawahi keprihatinan mendalam tentang rasisme di jajaran Angkatan Laut AS. 

Kasus-kasus itu muncul ketika para pemimpin Pentagon menghadapi tekanan yang semakin besar untuk menunjukkan kemajuan dalam memerangi ekstremisme, setelah anggota militer dan mantan tentara diketahui telah berpartisipasi dalam pengepungan gedung Capitol pada 6 Januari lalu.

Dalam satu kasus yang sedang diselidiki oleh Naval Criminal Investigative Service (NCIS), grafiti ujaran kebencian ditemukan di kamar mandi di atas kapal induk USS Carl Vinson. 

Baca Juga: USS Gerald R. Ford siap bertugas, kapal induk terbaru AS seharga Rp 180 triliun

NCIS juga sedang menyelidiki insiden jerat di atas kapal penjelajah berpeluru kendali USS Lake Champlain. Dua pejabat yang berbicara tanpa menyebut nama mengonfirmasi perinciannya.

Mengurangi kemampuan militer

Meskipun tidak memberikan perincian insiden tersebut, Kepala Operasi Angkatan Laut AS Laksamana Mike Gilday memperingatkan dalam sebuah pesan pada Selasa (9/2), perpecahan rasial di barisan mengurangi kemampuan militer untuk melindungi negara.

"Jika pertama-tama kita harus mempertanyakan maksud dari rekan sekapal yang berjaga-jaga bersama kita, sekarang, dan terutama, saat menembak, kita akan gagal saat Bangsa membutuhkan kita dalam pertempuran," tegas Gilday, seperti dikutip Reuters.

Pesan Gilday datang beberapa hari setelah Lloyd Austin, Menteri Pertahanan AS kulit hitam pertama, memerintahkan penghentian seluruh militer termasuk aktivitas reguler untuk mengatasi nasionalisme kulit putih dan ekstremisme lainnya.

Baca Juga: Di Laut China Selatan, 2 kelompok serang kapal induk AS kembali gelar latihan perang



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

×