kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.144   56,00   0,35%
  • IDX 7.062   78,44   1,12%
  • KOMPAS100 1.056   15,43   1,48%
  • LQ45 829   12,28   1,50%
  • ISSI 215   2,22   1,05%
  • IDX30 422   6,37   1,53%
  • IDXHIDIV20 509   7,10   1,41%
  • IDX80 120   1,81   1,53%
  • IDXV30 125   0,67   0,54%
  • IDXQ30 141   1,83   1,32%

Rasio kecukupan modal perbankan makin menebal di tengah pandemi


Rabu, 30 Juni 2021 / 10:15 WIB
Rasio kecukupan modal perbankan makin menebal di tengah pandemi

Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski pandemi telah menyebabkan peningkatan risiko kredit, namun rasio kecukupan modal perbankan makin tebal. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) capital adequacy ratio (CAR) perbankan berada di level 24,26% per April 2021. Nilai ini menebal dibandingkan April 2020 di level 22,08%. 

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk misalnya mencatatkan rasio CAR (bank only) per 31 Mei 2021 sebesar 19,13%. Posisi tersebut tercatat mengalami peningkatan sebesar 42 basis poin (bps) secara tahunan atau year on year (YoY).

“Posisi tersebut masih lebih tinggi dari masih lebih tinggi dari ketentuan minimum yang dipersyaratkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan masih mencukupi untuk pertumbuhan bisnis ke depan,” papar Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Mandiri Rudi As Aturridha kepada KONTAN pada Selasa (29/6). 

Baca Juga: Masih pandemi, akankah perbankan mengajukan revisi RBB?

Ia bilang peningkatan modal bank dalam tiga tahun ke depan didapatkan dari peningkatan retained earning setelah pembayaran dividen pada pemegang saham. Sesuai juga dengan rencana revaluasi aset pada tahun 2022.

“Dalam rangka menciptakan kemampuan menyerap risiko, Bank Mandiri akan selalu berupaya memelihara tingkat permodalan yang kuat dan memadai sekaligus secara terukur membentuk tambahan modal di atas persyaratan penyediaan modal minimum sesuai profil risiko yang berfungsi sebagai penyangga (buffer),” tambah Rudi.

Direktur Keuangan Bank Central Asia (BCA) Vera Eve Lim menyebut bank tetap mampu menjaga permodalan bank pada posisi yang solid dengan rasio kecukupan modal CAR berada pada level 24,5% per Maret 2021. BCA juga membukukan rasio pengembalian terhadap aset atau return on asset  (ROA) 3,1% dan pengembalian terhadap ekuitas atau return on equity (ROE) 15,8% pada triwulan I-2021.

“Kami mencermati bahwa pandemi COVID-19 dan ketidakpastian ekonomi global saat ini mempengaruhi rasio profitabilitas. Namun demikian, BCA terus berkomitmen untuk menjadi perbankan yang menawarkan berbagai platform digital yang andal, aman dan komprehensif didukung oleh fitur-fitur yang bervariasi yang mampu menghubungkan nasabah dengan ekosistem yang lebih luas,” kata Vera kepada Kontan. 

Baca Juga: Perbankan syariah cari peluang pembiayaan sindikasi pada paruh kedua 2021

Lanjutnya, BCA telah memiliki e-banking sebagai layanan digital andalan nasabah dalam melakukan beragam jenis transaksi perbankan. Selain itu, bank juga memperkenalkan digital platform myBCA, aplikasi mobile banking yang memberikan kemudahan akses ke seluruh portofolio rekening yang dimiliki nasabah melalui satu BCA ID. 

“Ke depannya, BCA akan terus memperkuat ekosistem finansial, penyempurnaan dan modernisasi dari infrastruktur teknologi informasi yang dimiliki dalam mendukung keandalan dan keamanan berbagai layanan perbankan transaksi digital,” tambahnya.

Sekretaris Perusahaan Bank Rakyat Indonesia (BRI) Aestika Oryza Gunarto menyatakan posisi CAR BRI di akhir Maret 2021 tercatat sebesar 19,74% atau meningkat dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 18,56 persen.

“Angka ini kami rasa sudah ideal, dimana dengan CAR ini BRI memiliki kekuatan yang cukup untuk dapat melakukan ekspansi bisnis sekaligus menyerap potensi risiko yang muncul di masa mendatang,” ujarnya kepada KONTAN. 

Bank Tabungan Negara (BTN) tengah menyiapkan strategi mempertebal modal. Direktur Utama BTN Haru Koesmahargyo menyatakan salah satu upayanya dengan melakukan rights issue pada awal 2022. 

Baca Juga: Hadapi pandemi, Bank Sumut turunkan target bisnis

“Lantaran kami sangat membutuhkan penambahan modal untuk mengoptimalkan kapasitas penyaluran kredit. CAR (capital adequacy ratio)  BTN tercatat 17,6% masih lebih rendah dari Industri yang capai 24% per Maret 202,” ujar Haru belum lama ini.

Haru bilang permodalan BTN pun masih ditopang oleh modal tier-2. Bahkan tier-1 lebih rendah lagi 12%. Ia menyatakan penambahan modal itu akan meningkatkan kapasitas penyaluran kredit BTN. 

Haru menyatakan posisi CAR tersebut lantaran pada tahun-tahun sebelumnya, BTN telah melakukan ekspansi yang cukup masif. Kendati demikian, CAR persero masih berada di atas ketentuan regulator.

Selanjutnya: Salim Group dan Sampoerna berkomitmen tambah modal bank miliknya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

×